Hitstat

10 May 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 4 Rabu

Diciptakan-Nya Mereka
Kejadian 1:26-27
“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka ... diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

Kejadian pasal satu ayat dua puluh enam mengatakan, “Berfirmanlah Allah, ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.’” Kemudian Allah berkata, “supaya mereka.” Allah tidak mengatakan “supaya dia”, melainkan “supaya mereka”. “Dia” adalah kata benda berbentuk tunggal, sedangkan “mereka” adalah berbentuk jamak.
“Baiklah Kita menjadikan manusia … supaya mereka ….” Ayat ini menunjukkan bahwa manusia yang diciptakan Allah adalah manusia yang korporat. Allah tidak menciptakan banyak orang. Allah menciptakan umat manusia secara serentak di dalam diri Adam seorang. Allah menciptakan Adam dan Adam itulah manusia korporat, manusia kolektif. Ketika Adam diciptakan, kita semua juga diciptakan.
Jika sekarang kita berusia tiga puluh tahun, janganlah mengatakan bahwa kita diciptakan tiga puluh tahun yang lalu. Kita memang baru dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu, tetapi kita telah diciptakan 6000 tahun yang lalu. Meskipun orang tua kita dilahirkan 40 tahun lebih dahulu dari pada kita, tetapi kita semua diciptakan pada waktu yang sama.
Ketika Adam diciptakan, kita semua juga diciptakan; karena kita semua telah diciptakan serempak di dalam Adam. Kita termasuk di dalam Adam. Allah tidak menciptakan manusia individu, melainkan manusia korporat, untuk mengekspresikan diri-Nya.
Dengan menyadari bahwa kita adalah bagian dari manusia korporat, maka kalau kita ingin mengekspresikan diri Allah, kita tidak dapat menjadi orang yang individualis.

Supaya Mereka Berkuasa
Kej. 1:26-28; Mat. 6:9-10

Keinginan Allah dalam menciptakan manusia, yaitu agar mereka berkuasa. Iblis memang telah dikalahkan. Di bawah penghakiman Allah, ia tidak berkuasa lagi atas bumi. Meskipun ia masih bebas, penghukuman-Nya telah diputuskan. Bumi yang dipulihkan oleh Allah, tidak ada urusan dengan si Iblis. Meskipun Iblis masih menyandang gelarnya “penguasa dunia ini”, manusia yang diciptakan oleh Allah dianugerahi dengan kehendak bebas. Allah menciptakan manusia, terlepas dari kekuasaan Iblis, agar manusia berkuasa atas makhluk ciptaan yang baru, atas seluruh bumi. Jika manusia dapat dengan hati-hati menjaga hak dan kuasa yang Allah berikan, maka jabatan Iblis sebagai “penguasa dunia ini” hanyalah jabatan kosong. Allah ingin meniadakan kekuasaan Iblis semenjak ia dihakimi. Tentu, hal ini mudah bagi Allah, tetapi kita tidak tahu mengapa Allah ingin manusia-lah yang menjadi rekan sekerja-Nya dalam menumpas pekerjaan si Iblis. Itulah sebabnya Allah menciptakan manusia dan membuatnya berkuasa.
Sayang sekali, tidak lama kemudian, manusia jatuh. Manusia kehilangan haknya dan Iblis mendapatkan kembali kekuatan dan kekuasaannya atas bumi. Untuk itu, kita kaum beriman, sebagai umat pilihan Allah, harus dengan konstan memikul tujuan Allah ini di dalam pikiran — penghancuran kekuatan iblis. Dalam segala perkara yang kita lakukan, kita tidak seharusnya mempertimbangkan perkara itu baik atau buruk, tetapi bagaimana perkara itu dapat menguntungkan Allah dan menghancurkan Iblis. Jika usaha kita tersebut tidak mempengaruhi kerajaan kegelapan dan menyebabkan iblis menderita kerugian, maka tidak perlu kita lakukan. Dalam semua pelayanan, kita seharusnya tidak mencari hasil-hasil yang luar biasa. Namun, kita seharusnya mempertimbangkan siapa yang mendapatkan keuntungan dan siapa yang menderita kerugian di alam rohani. Ini adalah peperangan rohani dan bukan peperangan melawan darah dan daging. Satu hari kelak, penghakiman kita di depan takhta penghakiman akan diukur dengan standar ini juga. Apakah pekerjaan kita akan bertahan atau terbakar oleh api, tergantung berapa banyak pekerjaan itu membantu merampungkan tujuan Allah. Cara terbaik untuk melawan kekuatan kegelapan adalah, pada satu pihak, menolak pekerjaan Iblis di dalam roh kita, tidak menyetujui kemenangannya; dan di lain pihak, menggunakan doa kita sebagai senjata kita dengan memberi tahu Allah untuk menghancurkan pekerjaan dan rencana Iblis. Pada saat yang sama, kita seharusnya secara praktis menaati kehendak Allah. Setiap kali kita menaati kehendak Allah, Iblis menderita kekalahan.

Penerapan:
Tubuh kita diciptakan menurut rupa Allah untuk memuliakan Allah. Karena itu janganlah memakai tubuh kita untuk berbuat dosa dan menuruti keinginannya; sebaliknya persembahkanlah anggota-anggota tubuh kita kepada Allah sebagai senjata-senjata kebenaran untuk mengalahkan musuh-Nya.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, kupersembahkan tubuhku kepada-Mu untuk kemuliaan-Mu. Tubuhku bukanlah untuk dosa dan hal-hal cemar, tetapi untuk kepentingan-Mu. Aku mau menguduskan anggota-anggota tubuhku dan memakainya untuk kemuliaan nama-Mu dan perluasan kerajaan-Mu.

No comments: