Hitstat

22 May 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 2 Senin

Taman Eden
Kejadian 2:8
“Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.”

Allah meletakkan manusia di sebuah taman, bukan di pabrik tempat orang bekerja; atau di sekolah tempat orang harus belajar; atau di lapangan tempat orang bermain; juga bukan di rumah sakit tempat orang berobat. Taman bukan saja indah, tetapi juga menyenangkan, pun tempat untuk menumbuhkan sesuatu, tempat untuk menghasilkan kehidupan. Allah tidak begitu mempedulikan perihal belajar atau bahkan penyembahan. Ia mempedulikan pertumbuhan. Itulah sebabnya Ia menempatkan manusia di taman.
Pikiran Paulus dalam 1 Korintus 3:9, “Kamu adalah ladang Allah” sama dengan pikiran Allah dalam Kejadian pasal dua, sebab ladang adalah tempat bagi pertumbuhan. Karena menghasilkan kehidupan, maka dalam taman terlihat benda-benda yang indah. Sebaliknya, sukar untuk menemukan keindahan-keindahan di pabrik.
Taman tempat manusia diletakkan bukanlah taman sembarangan, tetapi adalah taman di Eden, di sebelah Timur. Dalam Alkitab “sebelah timur” melambangkan arah dari kemuliaan, sebab kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur (Yeh. 43:2). Kata “Eden” dalam bahasa Ibrani berarti “sukaria”. Maka Eden adalah tempat sukaria, kenikmatan, dan penghiburan. Allah menempatkan manusia di Taman Eden, di sebelah Timur, berarti Allah menempatkan manusia di taman sukaria, penuh kenikmatan, penghiburan, dan kemuliaan Allah. Penghidupan gereja yang tepat haruslah seperti sebuah taman yang sedemikian, tempat kaum saleh bertumbuh.

Perihal Makan (1)
Kej. 2:8-9;Yoh. 6:57; Flp. 1:21; Gal. 2:20

Telah kita bahas di minggu pertama, bahwa Allah menciptakan manusia sebagai wadah guna diisi Allah. Betapapun baik dan unggulnya kita, kita tak lebih dari sebuah bejana. Allah itulah isi kita. Tanpa memperoleh hayat dan sifat Allah, tanpa terisi penuh oleh Allah, kita hanyalah bejana kosong. Hidup sehari-hari kita, perasaan dan sepak terjang kita niscaya hampa belaka. Inilah takdir rencana Allah terhadap manusia, inilah takdir Allah terhadap manusia.
Semakin diisi Allah, semakin kita bertumbuh. Bertumbuh bukan berarti mengerti Alkitab lebih banyak, atau melayani lebih banyak, atau mempersembahkan harta lebih banyak, atau menghadiri sidang-sidang gereja lebih banyak. Bertumbuh berarti terisi oleh Allah lebih banyak.
Bagaimanakah Allah mencapai tujuan ini, membuat kita terisi penuh oleh Allah sehingga bertumbuh? Lihatlah contoh dari benda-benda material. Jika kita ingin memasukkan sesuatu, misalnya daging ayam, ke dalam tubuh manusia, supaya menjadi sel-sel jaringan tubuh manusia, jalannya ialah memakannya, lalu dicerna, diserap kemudian menjadi butir-butir darah dan sel-sel tubuh.
Itulah sebabnya, setelah manusia diciptakan, Allah tidak menyuruhnya berbuat apa-apa; Allah hanya menempatkannya di dalam taman di Eden. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 2:9). Allah menyatakan diri-Nya di hadapan manusia dalam corak makanan agar diterima oleh manusia masuk ke dalam mereka. Allah boleh kita makan, Dia ingin masuk ke dalam manusia; bukan hanya menjadi hidup (hayat) manusia, juga menjadi jaminan hidup bagi manusia.
Tuhan juga bersabda, “Akulah roti hidup, barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku (Yoh. 6:57).” Makan Tuhan, baru bisa menerima Allah ke dalam kita, menjadi isi kita. Bukan saja mengerti, jelas, mengenal Tuhan, mencintai-Nya, percaya kepada-Nya, mengikuti-Nya, menyembah-Nya, lebih-lebih harus pula memakan Dia.
Dewasa ini Tuhan ingin memulihkan sasaran ini. Percaya Tuhan bukan hanya untuk menerima ampunan dosa, masuk sorga, bahkan menerima Tuhan ke dalam kita, tercerna menjadi satu senyawa. Karena itu Paulus berkata, “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Tambahan katanya, “bagiku hidup adalah Kristus.” Kristus menjadi hayatnya, menjadi unsurnya, menjadi satu dengannya.

Penerapan:
Marilah kita membina kehidupan gereja yang penuh sukacita dan atmosfir pertumbuhan melalui lebih banyak menghafal firman bersama, berdoa syafaat, dan melayani bersama.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, walaupun kadang kala aku mengalami kondisi yang sulit aku pecahkan,bantulah aku bertumbuh dan selalu bersukacita.

No comments: