Hitstat

29 May 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 3 Senin

Mengusahakan (Menggarap)
Kejadian 2:15
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan (menggarap - TL.) dan memelihara (menjaga - TL.) taman itu.”

Kata “mengusahakan” (Ibrani: awbad) dapat pula diterjemahkan menggarap, sebagaimana petani menggarap lahan pertanian mereka. Allah menyuruh manusia mengusahakan (menggarap) taman adalah untuk pertumbuhan hayat. Hal ini sesuai dengan aspek pertama dari kehendak Allah, yaitu mengekspresikan Allah. Semakin kita bertumbuh, semakin kita mengekspresikan Allah.
Dalam Matius 13, Tuhan Yesus mengatakan bahwa taman (tanah) ini adalah hati manusia. Melalui Matius 13, kita nampak bahwa Tuhan Yesus sendiri merupakan benih yang ditanam di dalam hati kita. Karena itu kita perlu mengusahakan (menggarap) hati kita agar tidak keras oleh lalu lintas duniawi sehingga benih itu tidak dapat bertumbuh karena kita tidak dapat terbuka untuk memahami, mengerti, firman Tuhan. Kita juga perlu mengusahakan (menggarap) hati kita dengan membersihkan segala batu, yaitu dosa-dosa tersembunyi, keinginan pribadi, tuntutan-tuntutan pribadi, iba diri, yang menghalangi benih itu berakar di dalam kita. Jika kita tidak mengusahakan hati kita sedemikian maka kita tidak akan tahan terhadap segala bentuk ujian (penganiayaan dan penderitaan). Selain itu, kita juga perlu mengusahakan (menggarap) hati kita agar bersih dari segala semak duri, yaitu kekhawatiran jaman ini dan tipu daya kekayaan yang membuat kita tidak bisa berbuah. Jika kita senantiasa mengusahakan (menggarap) hati kita, maka itu berarti kita memberikan setiap jengkal hati kita untuk menerima firman agar firman itu bisa bertumbuh, bahkan berbuah seratus kali lipat.

Memelihara (Menjaga)
Kej. 2:8-9, 15-17; Mat. 26:41; 1 Ptr. 5:8; Kis. 20:28-29

Selain mengusahakan (menggarap) taman, Allah juga memberi perintah agar manusia memelihara (menjaga – T.L.) taman tersebut. Kata menjaga dalam bahasa Ibrani adalah shawmar yang berarti melindungi dengan membuat pagar (to hedge about as with thorns).
Mengapa Allah memberi perintah sedemikian? Kita perlu tahu bahwa di taman itu selain ada pohon kehidupan (pohon hayat), juga ada pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ketika Allah menyuruh manusia mengusahakan (menggarap) taman itu, ini berarti manusia perlu terus memakan buah dari pohon hayat (yang melambangkan Allah) agar tetap hidup, bahkan menerima lebih banyak unsur Allah ke dalam dirinya. Namun, ketika Allah menyuruh manusia menjaga taman itu, ini berarti Allah ingin manusia berhati-hati terhadap pohon pengetahuan (melambangkan si Iblis), karena begitu manusia memakannya, ia pasti mati.
Kita mengusahakan (menggarap) taman agar Allah masuk ke dalam kita. Namun, karena Iblis ingin menyerang kita, maka kita perlu memelihara (menjaga) taman itu, tidak memberi kesempatan apa pun bagi pohon pengetahuan untuk masuk ke dalam kita. Jadi, mengusahakan (menggarap) taman adalah membuka diri kita terhadap pohon hayat, sedangkan memelihara (menjaga) taman adalah menutup diri kita terhadap pohon pengetahuan.
Rasul Paulus berpesan kepada para penatua gereja di Efesus, “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, ...” (Kis. 20:28). Petrus juga mengingatkan kita untuk sadar dan berjaga-jaga karena lawan kita, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8). Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun berpesan kepada murid-muridnya, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, ...” (Mat. 26:41).
Tinggal di taman Eden yang demikian indah dapat membuat manusia terlena atau menjadi santai. Lingkungan tempat kita tinggal atau tempat kerja kita yang nyaman juga bisa membuat kita lupa kalau ada musuh yang setiap waktu bersiap-siap menyelinap ke dalam pikiran kita. Begitu kita kendor dan lengah, Iblis dapat masuk untuk mempengaruhi pikiran kita dan merusak persekutuan kita yang normal dengan Tuhan. Akibatnya maut dibawa masuk ke dalam rumah tangga kita atau ke dalam pekerjaan kita. O, kalau kita nampak hal ini, kita pasti akan berjaga-jaga! Kalau kurang berjaga-jaga, Iblis dalam wujud pohon pengetahuan akan tumbuh di dalam gereja dan menebarkan maut di dalamnya. Kiranya kita sadar dan terdorong untuk lebih giat berjaga-jaga dan berdoa, baik bagi kita sendiri maupun bagi sesama anak Allah agar kita tidak jatuh ke dalam pencobaan.

Penerapan:
Setiap hari begitu banyak batu-batu dosa, kekhawatiran hidup, dan akar-akar pahit yang bisa tertimbun dalam hati kita. Betapa kita perlu terus menerus dan sesering mungkin datang kepada Tuhan untuk membongkar semua hal tersebut. Biarlah sepanjang hari dalam kehidupan kita, kita bisa datang kepada Tuhan untuk mendapatkan pembersihan, sehingga hati kita menjadi hati yang subur untuk menumbuhkan firman Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan aku datang kepada-Mu. Bersihkanlah hatiku dari segala macam unsur kecemaran dan dosa. Dapatkan hatiku murni dan bersih untuk menerima dan menumbuhkan firman-Mu. Bawalah aku memiliki kehidupan yang senantiasa datang pada-Mu dan mengalami pembasuhan-Mu.

No comments: