Hitstat

12 May 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 4 Jumat

Penuhilah Bumi
Kejadian 1:28
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’”

Allah memberkati manusia agar beranak cucu dan berkembang biak, memenuhi bumi, dan menaklukkannya (Kej. 1:28). Ini bukan perkara kecil. Jika Adam, manusia korporat ini, diciptakan menurut gambar kalajengking atau ular dan Allah memberkati kalajengking atau ular ini supaya bertambah banyak dan memenuhi bumi, bumi akan dipenuhi kalajengking dan ular, sungguh mengerikan! Ini bukan berkat, melainkan kutuk. Namun jika seluruh bumi ini dipenuhi dengan wajah-wajah elok yang mengekspresikan Allah dan mewakili Allah, ini benar-benar berkat. Itulah sebabnya, sebelum menjadikan manusia, tidak ada jalan bagi Allah untuk mencurahkan berkat-Nya dengan sempurna. Allah itu kaya, berkat Allah juga kaya. Namun, sebelum manusia diciptakan, tidak ada pihak yang dapat menerima berkat-Nya dengan sempurna. Hanya manusia yang memenuhi syarat untuk menerima berkat Allah dengan sempurna.
Berkat adalah satu kata yang baik. Banyak orang merindukan berkat Tuhan. Seringkali kita berdoa, “Tuhan, berkatilah kami.” Jika kita ingin menerima berkat Allah, kita perlu memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syaratnya, sekali lagi, adalah ekspresi dan kuasa. Jika di rumah kita ada ekspresi Allah dan kekuasaan Allah, niscaya berkat Tuhan ada di sana. Berkat Allah selalu menyertai ekspresi-Nya dan kekuasaan-Nya. Berapa banyak berkat yang Allah karuniakan kepada kita bergantung pada berapa banyak kita mengekspresikan Dia dan mewakili Dia.

Itulah Akan Menjadi Makananmu
Kej. 1:11-12, 29

Kejadian 1:11-12 memberi tahu kita bahwa tanah menumbuhkan “tumbuh-tumbuhan yang berbiji”, dan ayat 29 menyebutkan mengenai “pohon-pohonan yang buahnya berbiji”. Menurut pengaturan Allah yang sebermula, Dia hanya memberikan tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan pohon-pohonan yang buahnya berbiji kepada manusia untuk dimakan. Biji adalah tanda kehidupan. Di dalamnya ada kekuatan hayat. Segala sesuatu yang berhayat cocok sebagai makanan. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan biji (benih), tidak Allah berikan kepada manusia untuk dimakan. Sebelum kejatuhan manusia, apa saja yang diberikan Allah kepada manusia untuk menjadi makanannya adalah sesuatu yang menghasilkan benih. Hal ini dikarenakan, dalam maksud Allah, manusia seharusnya memakan, menerima, dan menikmati hayat setiap waktu. Manusia tidak seharusnya memakan atau menerima sesuatu yang tidak menghasilkan benih. Apa saja yang disentuh manusia, apa saja yang diterima manusia, apa saja yang dimakan manusia, haruslah sesuatu yang berasal dari hayat dan sesuatu yang menghasilkan hayat.
Makanan adalah bagian dari pahala yang akan datang; “Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.” (Why. 2:7). “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi” (ay. 17) Perihal makanan akan berlanjut bahkan sesudah kebangkitan sebab Tuhan kita juga makan dan minum setelah kebangkitan-Nya. Buah pohon hayat menjadi makanan manusia di dalam kekekalan.
Apa yang kita makan menjadi susunan bagi kesehatan kita. Hanya makanan hayat yang memberi perawatan hayat kepada mereka yang memakannya. “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4). “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:43). “Akulah roti hayat” (Yoh 6:48-TL.). “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal” (ay. 54). Kita harus mengambil firman Allah, mengambil kehendak-Nya sebagai makanan kita. Kita tidak seharusnya membaca Alkitab dengan cara yang biasa, tetapi memakai doa dan merenungkannya untuk mencerna Firman Allah dan menerima perawatan bagi hayat rohani kita. Setiap saat kita dengan setia mengambil kehendak Allah, kita akan merasakan batin kita menerima perawatan. Dengan iman kita mengambil kematian (daging) dan hayat (darah) Tuhan Yesus dan menyerapnya ke dalam hayat kita sehingga kita dikuatkan.

Penerapan:
Penghalang terbesar berkat Allah tercurah kepada kita adalah cara hidup kita yang tidak mengekspresikan Dia dan tidak mewakili Dia. Kalau kita mau berbuah bagi Tuhan, kita harus membiarkan Tuhan bertumbuh besar di dalam kita sampai Dia terekspresi melalui diri kita. Berkat ini jauh lebih bernilai dari pada benda apa pun di bumi ini.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau menjadi pohon yang baik, yang menghasilkan buah yang baik pula. Terangilah aku senantiasa dan murnikanlah aku dari maksud-maksud yang cemar. Tumbuhlah di dalamku terus dan hiduplah melalui aku. Aku mau berbuah bagi-Mu.

No comments: