Hitstat

09 November 2010

Roma Volume 3 - Minggu 3 Rabu

Hidup oleh Hukum Hayat
Roma 8:2
Hukum Roh Hayat telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Tl).

Ayat Bacaan: Rm. 8:2, 16

Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari itu tergantung pada kita hidup oleh hukum yang bagaimana. Berbuat baik adalah satu hukum, berbuat jahat adalah hukum lainnya, dan hidup oleh hayat juga adalah hukum lainnya. Segala sesuatu yang kita lakukan sebagai orang Kristen dalam kehidupan kita sehari-hari adalah satu fungsi dari hukum-hukum itu. Sebagai contoh, beberapa orang yang menekan amarahnya mengakibatkan gangguan yang semakin besar pada perut mereka. Meskipun kita berpolitik dengan cara ini, pada akhirnya hukum hayat setani akan membuat kita marah. Menekan amarah kita adalah bermain politik; sedangkan melepaskan amarah adalah hidup menurut hukum dosa. Jika kita sejati, riil, dan terus terang, maka apa saja yang kita lakukan atau katakan akan menjadi satu fungsi salah satu dari hukum-hukum ini.
Segala sesuatu ditentukan oleh hukum yang kita perhidupkan setiap hari. Jika kita hidup oleh hayat insani, maka hukum hayat insani yang akan berfungsi. Namun, hayat insani itu lemah, dan hukumnya rapuh karena kehadiran hukum hayat setani, yang jauh lebih kuat. Haleluya, kita juga memiliki hukum yang paling kuat di dalam kita, yaitu hukum Roh Hayat! Karena itu, kita harus hidup bukan oleh hayat insani kita melainkan oleh hayat ilahi.
Di dalam Roma 8 Paulus mengatakan bahwa kita harus berjalan menurut roh. Berjalan menurut roh adalah hidup oleh hayat ilahi, oleh hukum hayat ini, yaitu hukum yang paling kuat, yang bekerja di dalam kita. Tidak ada hukum yang dapat mengalahkan hukum hayat ilahi ini. Oleh hukum ini kita dibebaskan dari setiap kesulitan. Selama kita berjalan menurut roh dan hidup oleh hukum hayat ilahi ini, hukum ini akan bekerja bagi kita dengan spontan.
Kita semua perlu diingatkan untuk menekan “tombol” yang benar, bukan “tombol” yang membuat “hukum itu” berfungsi. Tombol yang benar ini adalah Roh Allah yang bersaksi bersama-sama dengan roh kita (Rm. 8:16). Jalan yang praktis untuk menekan tombol ini adalah melalui kita menyeru nama Tuhan. Saudara saudari, marilah kita berlatih berseru kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (Rm. 8:16)

No comments: