Hitstat

25 November 2010

Roma Volume 4 - Minggu 1 Kamis

Diserupakan dengan Gambar Putra Allah
Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,...ditentukan-Nya...untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Ayat Bacaan: Rm. 8:14,16-17; Yoh. 8:28-29, 14:10; 1 Yoh. 3:10

Roma pasal delapan membicarakan tentang anak-anak Allah, putra-putra Allah, dan ahli-ahli waris Allah (ay 16, 14, dan 17). Setelah kelahiran kembali, kita menjadi anak Allah, namun kita masih perlu diserupakan dengan gambar Putra Sulung Allah (Rm. 8:29), agar pada tahap yang lebih maju kita menjadi putra-putra Allah. Bagaimanakah kita dapat diserupakan dengan gambar Putra Sulung Allah? Pertama-tama kita harus memahami bagaimana Putra sulung Allah hidup di bumi. Putra Sulung Allah adalah Manusia Allah. Sebagai seorang manusia, setiap hari Dia berada di bawah bayang-bayang salib, menyangkal dan menyalibkan diri-Nya sendiri. Yang dikatakan-Nya tidak dikatakan dari diri-Nya sendiri dan yang dilakukan-Nya tidak berasal dari kesenangan-Nya sendiri melainkan menurut kehendak Bapa (Yoh. 8:28-29; 14:10).
Hari ini, kita sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, adalah putra-putra Allah. Tetapi, hidup kita belum serupa dengan putra-putra Allah. Apakah kita hidup serupa dengan seorang putra Allah atau tidak, tergantung pada apakah kita hidup di bawah bayang-bayang salib atau tidak. Jika kita ingin mengalami diserupakan dengan gambar Putra Allah, kita perlu setiap hari diserupakan dengan kematian-Nya. Sudahkah kita mati terhadap diri sendiri ketika berhadapan dengan istri, suami, atau anak-anak kita? Ini bukanlah perihal kesabaran. Kita tidak perlu berusaha sebaik mungkin untuk bersabar; kita hanya perlu mati. Untuk itu kita perlu senantiasa berdoa. Semakin berdoa, kita semakin tahu bagaimana caranya mati terhadap diri sendiri. Ketika kita mengalami perlakuan yang tidak baik, kita dapat berkata, “O, Tuhan, Amin.” Tetapi sebaliknya jika kita membalasnya, di dalam pengalaman yang subyektif, kita bukan menjadi putra-putra Allah, tetapi putra-putra si jahat (1 Yoh. 3:10) dan kehidupan kita menjadi ekspresi putra-putra si jahat. Jika kita hidup de ngan cara ini, bagaimana mungkin Kristus menjadi yang Sulung di antara kita? Betapa kita perlu diselamatkan dari ego untuk mengemban penampilan putra-putra Allah! Saudara-saudari, setiap hari kita perlu menuntut untuk mempunyai pengalaman penyerupaan dalam kehidupan kita.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Flp. 3:10).

No comments: