Hitstat

19 November 2010

Roma Volume 3 - Minggu 4 Sabtu

Diselamatkan dalam Hayat dari Individualisme
Roma 12:4-5a
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, ...demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus.

Ayat Bacaan: Rm. 12:4-5a

Tidak ada seorangpun di antara kita yang secara alamiah suka untuk menjadi satu dengan orang lain. Maksud Allah bukanlah untuk mendapatkan satu kelompok kaum beriman yang individu. Sebaliknya, adalah untuk membangun Tubuh bagi penggenapan tujuan-Nya. Agar tujuan ini dapat dilaksanakan, maka kita perlu diselamatkan dari individualisme. Untuk itu perlu ada satu proses penyingkapan yang panjang, khususnya di dalam perkara individualisme kita. Untuk dibangunkan bersama, kita perlu disingkapkan dalam hubungannya dengan pikiran, emosi, dan tekad alamiah kita. Sekali kita disingkapkan, kita perlu menaklukkan batin kita kepada Tuhan dan Dia akan leluasa untuk hidup di dalam kita. Kemudian hayat ilahi akan menyelamatkan kita dari menjadi individu. Bila kita diselamatkan di dalam hayat-Nya, maka kita akan menjadi Tubuh dan anggota-anggota seorang akan yang lainnya. Kiranya Tuhan memiliki belas kasihan-Nya kepada kita agar kita dapat melihat perlunya kita diselamatkan di dalam hayat-Nya dari individualisme bagi pembangunan Tubuh.
Ketika Adam mengambil buah pohon pengetahuan baik dan jahat, dia menjadi merdeka terhadap Allah. Alkitab juga mengatakan pada kita bahwa manusia menjadi merdeka satu dengan yang lainnya. Sifat merdeka ini berakar dalam kita, menyebabkan kita menjadi individualistik. Ketika kita membaca Alkitab, kita ingin membacanya menurut cara kita sendiri. Jika orang lain tidak mau mengikuti cara kita, kita akan membacanya sendiri atau sama sekali tidak membacanya. Dalam melayani Tuhan juga sama. Hari ini, banyak orang Kristen melayani Tuhan, namun mereka melayani Tuhan dengan merdeka. Mengapa? Ini berhubungan dengan individualisme kita.
Kita harus berdoa, “Tuhan, aku tidak memiliki keyakinan di dalam diriku sendiri. Aku memandang-Mu untuk belas kasihan-Mu. Aku menempatkan diriku sendiri di dalam tangan-Mu supaya Engkau dapat bekerja di dalam Aku. Tuhan, jagalah aku di atas mezbah dan jagalah aku senantiasa terbuka kepada-Mu. Demi pembangunan-Mu, lakukan apa saja yang Engkau dambakan terhadap pikiran, emosi, dan tekadku.”

Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani (1 Ptr. 2:5a)

No comments: