Hitstat

25 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:31; 13:1-3, 8; 14:1


Dalam pasal 12 Paulus menekankan berbicara, Roh itu, Tubuh, dan pemerintahan Allah. Sekarang dalam pasal 13 kita memiliki kasih sebagai penekanan yang kelima. Berbicara membawa kita masuk ke dalam Roh itu, Roh itu membawa kita masuk ke dalam Tubuh, dan Tubuh memelihara kita di dalam Roh itu. Selain itu, Tubuh ini adalah bagi pemerintahan Allah. Penekanan Paulus yang kelima ini -- kasih, adalah jalan untuk menerapkan karunia-karunia, jalan untuk berada di dalam Tubuh, dan jalan bagi Tubuh.

Apakah kasih itu hanya merupakan jalan, atau juga merupakan satu karunia? Menurut Roma 12, ada dasar Alkitab yang mengatakan bahwa kasih itu merupakan suatu karunia. Dalam Roma 12:6-8 Paulus mengatakan bahwa kita memiliki karunia-karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia (anugerah) yang diberikan kepada kita dan bahwa kita harus menerapkan karunia-karunia itu menurut kasih karunia ini. Menurut ayat 8, Paulus bahkan menunjukkan belas kasihan itu adalah satu karunia. Kemudian dalam ayat 9 dan 10 Paulus selanjutnya berkata, "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." Kemudian dalam ayat 12 dan 13 ia berkata, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!" Semua hal ini, bersama kasih, dibicarakan dalam satu pasal yang berkenaan dengan karunia-karunia. Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa kasih sedikitnya serupa dengan karunia-karunia.

Saya telah menunjukkan bahwa ada saudara dan saudari tertentu yang kelihatannya tidak memiliki karunia apa pun. Namun, mereka mutlak bagi Tubuh. Bagi Tubuh adalah perkara kasih, dan memperhatikan anggota-anggota Tubuh itu memerlukan kasih. Jika kita tidak memiliki kasih, bagaimana kita dapat memperhatikan orang lain? Kasih diperlukan untuk memperhatikan anggota-anggota supaya Tubuh dapat dibangunkan. Maka, kasih adalah karunia yang paling besar. Tidak ada satu pun yang dapat mendidik orang sebanyak kasih. Kasih adalah antibiotik rohani. Jika ada kasih di dalam satu gereja lokal, maka tidak perlu kuatir akan penyakit-penyakit rohani. Kasih adalah obat yang paling baik untuk mengobati penyakit-penyakit itu. Kasih adalah satu karunia, bahkan karunia yang paling besar.

Kasih adalah perkara hayat. Ada karunia-karunia tertentu yang juga berhubungan dengan hayat, karena karunia-karunia itu dikembangkan dari karunia-karunia yang mula-mula: yaitu Roh Kudus dan hayat ilahi. Namun, karunia-karunia lainnya, khususnya karunia-karunia yang ajaib seperti berkata-kata dalam bahasa lidah, menafsirkan bahasa lidah, pekerjaan-pekerjaan kuasa atau tanda-tanda ajaib, dan penyembuhan, tidak dikembangkan dari hayat. Karena alasan ini, maka Paulus membuka pasal 13 ini dengan berkata, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing mengeluarkan suara tetapi tanpa hayat. Ini merupakan ilustrasi yang sesungguhnya dari bahasa lidah. Dalam pasal 12 dan 14 Paulus menempatkan bahasa lidah dan menafsirkan bahasa lidah di tempat yang terakhir. Tetapi di sini ia pertama-tama menyinggung bahasa lidah, namun secara negatif dengan menunjukkan bahwa bahasa lidah itu bukanlah perkara hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 60

No comments: