Hitstat

20 February 2019

Lukas - Minggu 2 Rabu


Pembacaan Alkitab: Luk.1:1-4; 4:25-27; Kej. 1:26
Doa baca: “Berfimanlah Allah: 'Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.'” (Kej. 1:26)


Kehidupan yang Dituntut oleh Allah


Mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah itu berarti bahwa manusia diciptakan menurut hakiki Allah yang adalah kasih, ekspresi Allah yang adalah terang, sifatnya yang kudus, dan tindakan-tindakan-Nya yang benar. Namun, pada waktu diciptakan, manusia tidak memiliki Allah di dalamnya. Karena itu, Allah menempatkan manusia yang diciptakan-Nya di depan pohon hayat. Ini menunjukkan bahwa manusia yang diciptakan Allah perlu menerima Allah ke dalamnya sebagai hayatnya. Jika manusia mengambil Allah ke dalamnya sebagai hayatnya, maka atribut ilahi seperti kasih, terang, kudus, dan benar juga akan masuk ke dalam manusia. Manusia tidak dapat memiliki realitas atribut ini tanpa menerima Allah ke dalamnya sebagai hayatnya. Kita tahu bahwa menurut Kitab Kejadian manusia telah gagal menerima Allah ke dalamnya sebagai hayatnya.

Satu hari, Allah sendiri menjadi seorang Manusia bernama Yesus. Manusia ini dikandung dari esens ilahi dan lahir dari esens insani, esens yang diciptakan oleh Allah dalam manusia. Ini berarti esens insani yang dimiliki Tuhan Yesus itu diciptakan oleh Allah menurut hakiki-Nya – esens insani dengan penampilan kasih, terang, kudus, dan benar Allah. Tuhan Yesus, Manusia-Allah, adalah satu susunan esens ilahi dengan semua atribut ilahi dan esens insani dengan semua kebajikan insani. Ketika Dia di bumi, Dia menempuh suatu kehidupan yang merupakan satu susunan atribut ilahi dan kebajikan insani. Ini adalah standar moralitas yang tertinggi. Standar moralitas yang tertinggi adalah kehidupan-Nya – hayat-Nya adalah satu susunan dari Allah dengan atribut ilahi dan manusia dengan kebajikan insani. Moralitas yang dimaksud adalah standar kehidupan yang dituntut Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 2

No comments: