Pembacaan Alkitab: Why. 1:4-5
Doa baca: “Dari Yohanes
kepada ketujuh jemaat yang di Asia kecil: Anugerah dan damai sejahtera
menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan
dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya.” (Why. 1:4)
Kaki Pelita
Emas sebagai Lambang Allah Tritunggal dan Gereja
Keseluruhan Perjanjian Baru
dapat dibagi menjadi tiga bagian: keempat Injil sebagai awal, Kitab Kisah Para
Rasul sampai Kitab Yudas sebagai perkembangan, dan Kitab Wahyu sebagai
perampungan. Dalam bagian pertama, Putra bersama Bapa dan oleh Roh sebagai
perwujudan Allah Tritunggal dalam Yesus Kristus sebagai kemah Allah dan Bait
Allah, memperhidupkan hayat Allah untuk berkembang menjadi Kerajaan Allah.
Dalam bagian kedua, Roh sebagai Putra bersama Bapa menjadi perampungan sempurna
Allah Tritunggal dalam gereja sebagai Tubuh Kristus, Bait Allah, Kerajaan
Allah, dan rumah Allah, memperhidupkan Kristus sampai menjadi kepenuhan Allah.
Bagian ketiga, ketujuh Roh menjadi intensifikasi Allah Tritunggal dalam gereja
yang menang, rampung sempurna dalam kaki pelita emas dan Yerusalem Baru.
Menurut catatan Injil
Markus, para murid mengikuti Tuhan Yesus dalam proses dibawa ke dalam Dia. Dia
membawa murid-murid ke dalam kematian-Nya yang almuhit, kematian yang
mengakhiri segala hal yang usang, dan juga ke dalam kebangkitan-Nya yang
almuhit, di mana mereka ditunaskan untuk menjadi reproduksi dan penerus-Nya. Melalui
murid-murid, gereja mulai muncul, dan dalam Kitab Wahyu, Roh tujuh ganda Allah
memainkan peranan yang penting. Melalui, oleh dan dengan Roh yang diperkuat,
gereja menjadi kaki pelita emas yang murni.
Kaki pelita emas adalah
lambang Allah Tritunggal. Emas dari kaki pelita itu melambangkan sifat ilahi,
sifat Allah Bapa. Model atau bentuk kaki melambangkan Putra Allah sebagai
perwujudan Bapa. Ketujuh lampu pada kaki pelita melambangkan Roh Allah sebagai
ekspresi. Karena itu, dalam kaki pelita kita melihat Allah Bapa sebagai sifat,
Allah Putra sebagai bentuk, dan Allah Roh sebagai ekspresi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 70
No comments:
Post a Comment