Hitstat

11 February 2019

Markus - Minggu 36 Senin


Pembacaan Alkitab: Why. 1:4-5
Doa baca:Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia kecil: Anugerah dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya.” (Why. 1:4)


Kaki Pelita Emas sebagai Lambang Allah Tritunggal dan Gereja


Keseluruhan Perjanjian Baru dapat dibagi menjadi tiga bagian: keempat Injil sebagai awal, Kitab Kisah Para Rasul sampai Kitab Yudas sebagai perkembangan, dan Kitab Wahyu sebagai perampungan. Dalam bagian pertama, Putra bersama Bapa dan oleh Roh sebagai perwujudan Allah Tritunggal dalam Yesus Kristus sebagai kemah Allah dan Bait Allah, memperhidupkan hayat Allah untuk berkembang menjadi Kerajaan Allah. Dalam bagian kedua, Roh sebagai Putra bersama Bapa menjadi perampungan sempurna Allah Tritunggal dalam gereja sebagai Tubuh Kristus, Bait Allah, Kerajaan Allah, dan rumah Allah, memperhidupkan Kristus sampai menjadi kepenuhan Allah. Bagian ketiga, ketujuh Roh menjadi intensifikasi Allah Tritunggal dalam gereja yang menang, rampung sempurna dalam kaki pelita emas dan Yerusalem Baru.

Menurut catatan Injil Markus, para murid mengikuti Tuhan Yesus dalam proses dibawa ke dalam Dia. Dia membawa murid-murid ke dalam kematian-Nya yang almuhit, kematian yang mengakhiri segala hal yang usang, dan juga ke dalam kebangkitan-Nya yang almuhit, di mana mereka ditunaskan untuk menjadi reproduksi dan penerus-Nya. Melalui murid-murid, gereja mulai muncul, dan dalam Kitab Wahyu, Roh tujuh ganda Allah memainkan peranan yang penting. Melalui, oleh dan dengan Roh yang diperkuat, gereja menjadi kaki pelita emas yang murni.

Kaki pelita emas adalah lambang Allah Tritunggal. Emas dari kaki pelita itu melambangkan sifat ilahi, sifat Allah Bapa. Model atau bentuk kaki melambangkan Putra Allah sebagai perwujudan Bapa. Ketujuh lampu pada kaki pelita melambangkan Roh Allah sebagai ekspresi. Karena itu, dalam kaki pelita kita melihat Allah Bapa sebagai sifat, Allah Putra sebagai bentuk, dan Allah Roh sebagai ekspresi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 70

No comments: