Pembacaan Alkitab: Why. 22:17
Doa baca: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata, 'Marilah!' Siapa yang
mendengarnya, hendaklah ia berkata, 'Marilah!' Siapa yang haus, hendaklah ia
datang, dan siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma!” (Why. 22:17)
Pengintensifan Allah Tritunggal bagi Hidup Gereja
Perjanjian Baru terampung
dengan penuh pengharapan, berakhir dengan perkataan dorongan, dengan ketujuh
Roh yang mengubah gereja yang tampaknya tidak berpengharapan menjadi kaki
pelita emas yang murni. Gereja-gereja dalam zaman ini seharusnya adalah
miniatur dari Yerusalem Baru.
Dalam bagian pertama dari
Perjanjian Baru, keempat Injil, kita memiliki perwujudan Allah Tritunggal, dan
dalam bagian kedua kita memiliki perampungan sempurna Allah Tritunggal. Yang
kita miliki dalam bagian ketiga, dalam Kitab Wahyu, adalah pengintensifan Allah
Tritunggal. Roh itu sebagai perampungan sempurna Allah Tritunggal diintensifkan
menjadi tujuh Roh. Kita semua seharusnya dapat bersaksi bahwa kita berada dalam
Kitab Wahyu. Karena itu, kita semua seharusnya menyadari bahwa sekarang
bukanlah waktu kekecewaan, tetapi hari ini adalah hari pengintensifan, suatu
hari yang penuh dengan pengharapan dan dorongan.
Dalam Kitab Wahyu kita
memiliki Allah Tritunggal yang diperkuat tujuh ganda bagi hidup gereja. Namun,
jika kita memandang kondisi gereja-gereja, kita akan kecewa. Tetapi jika kita
memalingkan pandangan kita kepada penguatan tujuh ganda dari Allah Tritunggal,
kita akan dipenuhi dengan pujian kepada Tuhan. Roh tujuh ganda ini mampu
mengubah gereja yang tidak berpengharapan menjadi kaki pelita emas murni.
Mengenai gereja, kita tidak seharusnya kecewa atau patah semangat. Lihatlah
kaki pelita emas yang bersinar dalam zaman yang gelap dan bengkok ini. Dalam
kekekalan Yerusalem Baru akan menjadi perampungan dari intensifikasi Allah
Tritunggal. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa Allah kita tidak dapat
dikalahkan oleh Iblis. Bahkan hari ini Allah tidak kalah, gereja-Nya tidak
kalah, dan kita tidak kalah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 70
No comments:
Post a Comment