Pembacaan Alkitab: Yoh. 20:25; 21:15
Doa baca: “Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, 'Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini? 'Jawab Petrus
kepada-Nya, 'Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus
kepadanya, 'Peliharalah anak-anak domba-Ku.'” (Yoh. 21:15)
Kesimpulan yang Terakhir
Injil Yohanes
dibagi menjadi dua bagian dimana bagian pertama adalah membicarakan tentang
kedatangan Tuhan (ps. 1–13) dan bagian yang kedua membicarakan tentang
kepergian Tuhan (ps. 14–21). Dalam kedatangan-Nya, Tuhan adalah ekspresi Allah,
Ia datang kepada umat manusia, membawa Allah kepada manusia, supaya Allah
berbaur dengan manusia. Dalam kepergianNya, Tuhan menyiapkan jalan untuk
membawa manusia ke dalam Allah. Manusia tadinya terpisah dengan Allah, tetapi
melalui kematian dan kebangkitan-Nya, manusia dapat dibawa ke dalam Allah.
Yohanes pasal
1–17 mewahyukan bagaimana Allah terekspresi dalam manusia. Ketika Tuhan Yesus
hidup di bumi sebagai manusia, Ia tidak hidup oleh hayat manusia, melainkan
oleh suatu hayat lain, yaitu hayat Allah. Beberapa kali Tuhan berkata bahwa Ia
tidak berkata-kata menurut diriNya sendiri, melainkan menurut Bapa (Yoh.
12:49). Semua yang dilakukan-Nya, juga dilakukan bukan oleh diri-Nya (Yoh.
5:30). Karena Ia hidup menurut hayat Allah, bukan menurut hayat manusia, maka
Allah berada di dalam-Nya dan terekspresi melalui Dia.
Dalam Yohanes
pasal 18 dan 19, kita melihat sebuah gambaran yang melukiskan aspek maut yang
dihadapi oleh Tuhan. Namun, segala sesuatu yang Tuhan alami dalam kedua pasal
ini, tidak sampai menaruh-Nya ke dalam maut, Tuhan sendirilah yang masuk ke
dalam maut. Tuhan dengan rela menempuh kematian, menyerahkan diri-Nya ke dalam
tangan manusia. Perbuatan-Nya adalah untuk menyatakan bahwa Ia adalah hayat.
Jalan satu-satunya untuk mengekspresikan hayat ialah masuk ke dalam maut. Di
dalam maut, dan melalui maut, baru hayat yang sejati terekspresi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 50
No comments:
Post a Comment