Hitstat

07 May 2020

Yohanes - Minggu 25 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 20:25; 21:15
Doa baca:Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, 'Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini? 'Jawab Petrus kepada-Nya, 'Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya, 'Peliharalah anak-anak domba-Ku.'” (Yoh. 21:15)


Kesimpulan yang Terakhir


Injil Yohanes dibagi menjadi dua bagian dimana bagian pertama adalah membicarakan tentang kedatangan Tuhan (ps. 1–13) dan bagian yang kedua membicarakan tentang kepergian Tuhan (ps. 14–21). Dalam kedatangan-Nya, Tuhan adalah ekspresi Allah, Ia datang kepada umat manusia, membawa Allah kepada manusia, supaya Allah berbaur dengan manusia. Dalam kepergianNya, Tuhan menyiapkan jalan untuk membawa manusia ke dalam Allah. Manusia tadinya terpisah dengan Allah, tetapi melalui kematian dan kebangkitan-Nya, manusia dapat dibawa ke dalam Allah.

Yohanes pasal 1–17 mewahyukan bagaimana Allah terekspresi dalam manusia. Ketika Tuhan Yesus hidup di bumi sebagai manusia, Ia tidak hidup oleh hayat manusia, melainkan oleh suatu hayat lain, yaitu hayat Allah. Beberapa kali Tuhan berkata bahwa Ia tidak berkata-kata menurut diriNya sendiri, melainkan menurut Bapa (Yoh. 12:49). Semua yang dilakukan-Nya, juga dilakukan bukan oleh diri-Nya (Yoh. 5:30). Karena Ia hidup menurut hayat Allah, bukan menurut hayat manusia, maka Allah berada di dalam-Nya dan terekspresi melalui Dia.

Dalam Yohanes pasal 18 dan 19, kita melihat sebuah gambaran yang melukiskan aspek maut yang dihadapi oleh Tuhan. Namun, segala sesuatu yang Tuhan alami dalam kedua pasal ini, tidak sampai menaruh-Nya ke dalam maut, Tuhan sendirilah yang masuk ke dalam maut. Tuhan dengan rela menempuh kematian, menyerahkan diri-Nya ke dalam tangan manusia. Perbuatan-Nya adalah untuk menyatakan bahwa Ia adalah hayat. Jalan satu-satunya untuk mengekspresikan hayat ialah masuk ke dalam maut. Di dalam maut, dan melalui maut, baru hayat yang sejati terekspresi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 50

No comments: