Pembacaan Alkitab: Yoh.1:1, 4, 29; 3:14; 8:12
Doa baca: “Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia.” (Yoh. 1:4)
Mengenal Roh yang Diembuskan Tuhan
Fakta bahwa
Kristus adalah pohon anggur (Yoh. 15:5), sedang kita adalah ranting-ranting
pohon anggur ini jelas menunjukkan bahwa kita adalah bagian dari Kristus. Kita
bukan hanya orang-orang yang telah ditebus, diampuni, dibenarkan, didamaikan,
dan diselamatkan, kita benar-benar adalah bagian dari Kristus!
Pohon anggur
dengan ranting-rantingnya merupakan organisme Allah Tritunggal dalam penyaluran
ilahi. Pohon anggur ini merupakan organisme satu-satunya (yang unik) di alam
semesta. Pohon anggur dalam pasal 15 bukan suatu organisme yang kecil, bersifat
lokal, dan individual, melainkan suatu organisme yang besar, korporat, dan
universal, organisme dari Allah Tritunggal.
Tidak ada
kitab lain yang di dalamnya, Bapa, Putra, dan Roh dinyatakan sedemikian riil
seperti yang dinyatakan di sini. Dalam kata pembukaan pasal ini Tuhan Yesus,
Sang Anak, berfirman, “Akulah pohon
anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya” (Tl.). Boleh jadi Anda
merasa heran, di manakah Roh Kudus dalam pasal ini. Roh itu adalah getah, sari
buah hayat di dalam pohon anggur. Karena itu, kita melihat bahwa Trinitas
tersusun dari organisme ini, yang termasuk juga kita.
Banyak orang
Kristen mengira Yohanes 15 hanyalah suatu perumpamaan yang dipakai Tuhan untuk
menggambarkan hubungan kita dengan-Nya. Tetapi ini bukanlah perumpamaan
semata-mata, melainkan suatu realitas yang mewahyukan inti maksud hati Allah.
Allah adalah hayat, dan hayat memerlukan tubuh organik sebagai tempat bertumbuh
dan mengekspresikan diri-Nya.
Ini berarti
Allah adalah hayat yang bertumbuh dan hayat yang bertumbuh memerlukan
organisme, tubuh organik, yang di dalamnya Allah dapat bertumbuh dan melalui
tubuh ini Ia dapat mengekspresikan diri-Nya. Kesimpulannya, Allah bukan obyek
penyembahan kita; Ia adalah hayat dan Ia ingin bertumbuh di dalam tubuh
organik, agar Ia dapat diekspresikan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 51
No comments:
Post a Comment