Hitstat

10 January 2009

Lukas Volume 4 - Minggu 4 Minggu

Melemparkan Api ke Bumi
Lukas 12:49
Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!

Ayat Bacaan: Luk. 12:49; Yes. 4:3-4; 2 Kor. 5:13-14; Yer. 20:9; 2 Tim. 1:6

Api apakah yang Tuhan lemparkan ke bumi? Api yang Tuhan sebutkan dalam Lukas 12:49 bukanlah api dalam makna sesungguhnya (literal), melainkan sebuah kiasan untuk menggambarkan suatu daya dobrak hayat rohani yang berasal dari pembebasan hayat ilahi Tuhan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kita tahu dari catatan dalam Kisah Para Rasul bahwa setelah Tuhan wafat, “api” ini mulai menyala (Kis. 1:8)
Menyalanya api yang Tuhan lemparkan ke bumi, pertama-tama dialami oleh gereja di Yerusalem. Ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, ada lidah-lidah seperti api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing, membakar mereka untuk memberitakan Injil. Tiga ribu hingga lima ribu orang diselamatkan, dan mereka pun “terbakar” hingga menjual harta milik mereka, lalu dengan bertekun dan dengan sehati menempuh hidup gereja, bersekutu, memecahkan roti, dan berdoa. Setiap hari, mereka tidak henti-hentinya mengajarkan kepada orang tentang Yesus Kristus. Ketika gereja di Yerusalem dianiaya, murid-murid terpencar ke berbagai tempat. Namun mereka bukan mengungsi, melainkan melemparkan api Injil ke mana-mana (Kis. 11:19-20)
Roh Allah adalah Roh yang “membakar” (Yes. 4:3-4). Karena terbakar oleh Roh Kudus, Paulus tak dapat menguasai diri di hadapan Allah, dan hatinya bersungguh-sungguh untuk firman (2 Kor. 5:13-14). Dalam Perjanjian Lama, Nabi Yeremia juga bersaksi bahwa di dalam hatinya ada sesuatu seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangnya, sehingga ia tidak sanggup membungkam (Yer. 20:9).
Bagaimanakah agar kita hari ini dapat mengalami “api” itu? Pertama-tama kita harus mempersembahkan diri kepada Tuhan (Rm. 12:1). Persembahan diri yang demikian dapat membuat roh kita menyala-nyala (Rm. 12:11). Tidak cukup demikian, dalam suratnya kepada Timotius, Paulus menasihati dia untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padanya (2 Tim. 1:6). Kita sebenarnya sudah memiliki api itu, tetapi mungkin api itu redup. Sebab itu kita harus kembali mengobarkan api yang ada di dalam kita, sampai kita terbakar. Terakhir, Paulus berpesan kepada kita, “Janganlah padamkan Roh” (1 Tes. 5:19).

No comments: