Hitstat

12 January 2009

Lukas Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Ajaran tentang Pertobatan
Lukas 13:7
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

Ayat Bacaan: Luk. 13:1-9; Mat. 21:19, 33; Yer. 24:2-8; 2 Ptr. 3:9; Ibr. 10:37

Sekali lagi Tuhan memperingatkan kita untuk bertobat (Luk. 13:1-5). Dia seolah-olah memberi tahu kita, “Jangan mengira bahwa orang-orang itu penuh dosa sedangkan kamu tidak. Jika kamu tidak bertobat, kamu juga akan binasa dengan cara demikian.” Dalam Lukas 13:6-9 Tuhan selanjutnya menyampaikan perumpamaan tentang seorang yang memiliki sebuah pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Allah sebagai pemilik datang di dalam Putra untuk mencari buah dari orang Yahudi, yang diumpamakan sebagai pohon ara (Mat. 21:19; Yer. 24:2, 5, 8) yang ditanam di tanah perjanjian Allah sebagai kebun anggur (Mat. 21:33).
Allah Bapa telah mencari buah selama tiga tahun (Luk. 13:7), tetapi tidak menemukan satu buah pun. Dia ingin menebangnya, tetapi Allah Putra sebagai pengurus kebun anggur berdoa bagi mereka, meminta Allah Bapa untuk bersabar terhadap mereka sampai Putra mati bagi mereka (mencangkul tanah sekeliling pohon ara itu) dan memberikan pupuk kepada mereka, dengan harapan agar mereka dapat bertobat dan menghasilkan buah. Jika tidak, mereka akan ditebang. Inilah sebenarnya yang terjadi. Karena orang-orang Yahudi tidak bertobat, bahkan setelah Tuhan Yesus mati, bangkit, dan Roh itu datang, maka “pohon ara itu ditebang”. Ini terjadi pada tahun 70 M ketika Titus membawa pasukan Romawinya ke Yerusalem dan menghancurkannya. Penghancuran Yerusalem itu adalah penebangan pohon ara itu.
Nubuat terhadap bangsa Israel seharusnya juga menjadi pelajaran bagi kita. Petrus mengatakan bahwa Tuhan dalam kesabaran-Nya masih memberi kita waktu, “karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Ptr. 3:9). Penulis kitab Ibrani juga mengingatkan kita, “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, ...” (Ibr. 10:37). Saudara saudari, kita patut bersyukur karena Tuhan masih memberi kita sedikit waktu. Apakah kita dipotong atau tidak, ditentukan oleh apakah kita memiliki kenikmatan yang riil atas kekayaan Kristus. Ini sangat serius. Kekurangan utama dari banyak orang Kristen adalah mereka tidak memiliki kehidupan berbuah pada waktunya. Kita harus bangkit menghasilkan buah.

No comments: