Hitstat

22 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 1 Jumat

Teladan Meninggalkan Segala bagi Tuhan

Lukas 14:33

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku

 

Ayat Bacaan: Luk. 14:25-33

 

Madame Guyon (1648 – 1717) adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengasihi Tuhan dan rela menjadi miskin seperti Tuhan. Kekayaan dunia tidak terbilang apa-apa dalam pandangannya. Kerabatnya mengusulkan agar harta miliknya dibagi-bagikan dan ia pun menyetujuinya. Namun, hatinya lebih bersukacita daripada orang-orang yang akan beroleh harta miliknya itu. Hatinya tidak merasa sedih karena hal tersebut, dan ia selamanya tidak menyesal. Baginya, alangkah manis meninggalkan segala-galanya demi Tuhan.

Karena imannya kepada Kristus, Madame Guyon dipenjara empat kali. Pertama kali tahun 1688 di biara St. Marie, dekat Perancis selama 8 bulan. Kedua kali di menara Vincennes, 1695-1696. ketiga kali di biara Vaugirard, 1696-1698. Keempat kali di penjara yang terkenal karena keburukannya, Bastille di Perancis selama empat tahun, 1698-1702. Di Bastille dia ditaruh di salah satu ruang bawah tanah tergelap, dan selama dua tahun terakhirnya di sana, dia tidak boleh bicara dengan siapapun, menulis surat atau menerima tamu. Di dalam penjara dia berkata: “Engkau, O Allahku, perbesar kasih dan kesabaranku sebesar penderitaanku. Semua kegembiraan kita, kerohanian, sementara dan kekal, terkandung pada penyerahan diri kita pada Allah, membiarkan Dia yang mengerjakan bagi dan bersama kita sesuai kehendak-Nya.”

Satu-satunya permintaan Tuhan dalam kitab Injil terhadap kita, orang-orang yang terpanggil, ialah “meninggalkan segala sesuatu”. “Segala sesuatu” berarti “semuanya”. Yang memiliki seribu mengeluarkan seribu, yang memiliki lima puluh ribu mengeluarkan lima puluh ribu. Ini berarti mengeluarkan semua harga. Dalam pandangan Tuhan, semua harga itu adalah sama. Tuhan memuji seorang janda yang mempersembahkan dua keping uang, karena janda itu telah memberikan “segala” nafkahnya. Orang yang memberikan segalanya baru disebut mengeluarkan harga. Tuhan selamanya tidak pernah memperhitungkan kita telah mengeluarkan berapa banyak, yang Tuhan perhitungkan adalah apakah kita telah mengeluarkan segalanya. Tuhan hanya dapat menyatakan fungsi-Nya di atas diri orang yang mau mempersembahkan segalanya bagi Dia.

No comments: