Hitstat

25 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 2 Senin

Seorang Gembala Mencari Domba  yang Hilang

Lukas 15:4

Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

 

Ayat Bacaan: Luk. 15:4-7; 1 Ptr. 2:25; Rm. 3:23, 11

 

Dalam perumpamaan yang pertama, Tuhan Yesus mewahyukan diri-Nya sebagai Gembala yang datang untuk mencari dan menemukan domba yang hilang dan membawanya kembali ke rumah (Luk. 15:4-7). Asalnya manusia diciptakan Allah adalah untuk keperluan Allah, manusia adalah milik Allah, Allah adalah Tuan dari manusia. Namun karena dosa, manusia sepertilah domba yang tersesat dan terhilang (1 Ptr. 2:25).

Dahulu kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalannya sendiri. Salah satu bukti bahwa manusia telah terhilang adalah bahwa manusia tidak tahu dari mana asal usulnya, ke mana akan pergi, atau dirinya milik siapa. Manusia tehilang karena telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23), bahkan hidup tanpa Allah (Ef. 2:12).

Karena manusia tidak tahu bahwa dirinya telah hilang, maka di dalam diri manusia tidak ada kedambaan untuk mencari Allah. Alkitab mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah”   (Rm. 3:11). Walau demikian, Allah kemudian datang mencari manusia melalui Tuhan Yesus. Lewat kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus  memberikan hayat-Nya kepada setiap orang yang percaya, sehingga dengan hayat kebangkitan-Nya, Dia dapat membawa mereka kembali kepada Allah.

Bertobatnya seorang berdosa tidak hanya membuat Tuhan Yesus bersukacita, tetapi juga segenap malaikat di surga. Lukas 15:7 mengatakan, “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Kalau keselamatan manusia tidak penting, kalau pertobatan tidak berharga, malaikat tidak akan bersukacita dan memuji.

Sayangnya, sampai hari ini, perasaan kita terhadap pertobatan atau keselamatan seseorang tidak seberat perasaan malaikat. Ada satu hal yang membuat malaikat iri yaitu Tuhan tidak memberikan amanat pemberitaan Injil kepada malaikat. Bila satu orang dosa beroleh selamat, malaikat di surga bersukacita, bernyanyi. Sebaliknya, jika hari ini kita semua mogok, tidak mau memberitakan Injil, malaikat juga akan “kehilangan” pekerjaannya.

No comments: