Hitstat

28 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Bapa yang Penuh Kasih Menerima  Anak yang Hilang

Lukas 15:20b

Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

 

Ayat Bacaan: Luk. 15:11-32; Ef. 1:13

 

Perkara yang dilakukan oleh bapa terhadap anak yang hilang dalam Lukas pasal 15, benar-benar membuat kita mengenal bagaimana hati Allah Bapa yang di sorga terhadap pengampunan dosa manusia. Ketika anak hilang masih dalam perjalanan pulang ke rumahnya, begitu dilihat oleh bapanya, bapanya segera berlari menyambut anak yang hilang ini (Luk. 15:20).

Hari ini, begitu orang dosa berpaling kepada Allah, maka “kaki” pengampunan Allah segera berlari menyongsongnya. Dia sangat mengharapkan secepat mungkin mengampuni dosa manusia. Apakah anak yang hilang itu yang berlari kepada bapanya? Tidak. Anak yang hilang tidak berlari. Dari dua tindakan bapa dan anak ini, kita nampak bahwa hati bapa yang mau mengampuni anaknya itu ternyata melebihi hati anak yang ingin mendapat pengampunan.

Lukas 15:20b mengatakan, “Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Pelukan dan ciuman bapa kepada anaknya, semuanya memberitahu kita, bahwa orang dosa yang berpaling kepada Allah sangat diperkenan Allah, sangat disenangi oleh Allah. Belum lagi sang anak menyelesaikan pengakuan dosanya, sang bapa segera menyuruh hamba-hambanya mengambil jubah yang terbaik, cincin yang terbaik, sepatu yang terbaik, dan mengenakannya kepadanya (Luk. 15:22). O, hati Allah Bapa kita yang di sorga yang rela mengampuni dosa kita, melebihi hati kita yang ingin mendapatkan pengampunan dosa!

Jubah yang terbaik melambangkan Kristus menjadi kebenaran kita. Ketika orang dosa mengenakan Kristus, ia bisa mendekati Allah dan dibenarkan oleh Allah. Lalu Bapa mengenakan cincin mengacu kepada pemeteraian Roh Kudus (Luk. 15:22; Ef. 1:13). Bapa juga memberikan sepatu, yang berarti membuatnya terpisah dari tanah (Luk. 15:22). Begitu seseorang kembali kepada Allah, dibenarkan, dan dimaterai oleh Roh Kudus, ia pun terpisah dari dunia yang mencemarkan. Terakhir, Bapa memberikan Kristus sebagai anak lembu tambun yang tersembelih sebagai hayat, kenikmatan, dan kepuasan kita. Ini merupakan aspek batiniah yang menandakan kenikmatan kita terhadap Kristus sebagai suplai hayat telah dipulihkan. Inilah Yobel yang sesungguhnya!

No comments: