Hitstat

27 July 2009

Yohanes Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Menanggalkan Jubah-Nya
Yohanes 13:4-5
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Ayat Bacaan: Yoh. 13:4; 1 Ptr. 5:5

Sebelum Tuhan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, Ia terlebih dahulu menanggalkan jubah-Nya (Yoh. 13:4). Jubah disini dalam arti kiasan, yaitu kebajikan dan sifat Tuhan dalam ekspresi-Nya. Jadi menanggalkan jubah-Nya berarti menanggalkan apa adanya Dia dalam ekspresi-Nya. Kalau Tuhan tetap dalam apa adanya Dia, yakni dalam kebajikan dan sifat-Nya, Ia takkan dapat membasuh kaki murid-murid-Nya. Demikian pula, bilamana Anda hendak membasuh kaki orang lain, Anda perlu mengesampingkan kesuksesan Anda, kebajikan, dan sifat Anda. Inilah rendah hati yang riil, rendah diri yang murni. Kita perlu merendahkan diri kita sampai taraf demikian, supaya kita membasuh kaki orang lain.
Tatkala Tuhan menanggalkan jubah-Nya, Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya (Yoh. 13:4). Dikatakan secara kiasan, Tuhan mengikat Diri berarti terikat dan terbatas oleh kerendahan hati (1 Ptr. 5:5). Dalam kerendahan hati Ia meninggalkan kebebasan-Nya, sehingga Ia dapat melayani murid-murid-Nya. Tidak saja kita perlu menanggalkan jubah sukses kita, kita pun perlu diikat dengan kain. Ini berarti bahwa kita harus diikat, kita harus kehilangan kebebasan kita. Kaki dibasuh dengan air dan diusap kain yang telah Tuhan pakai untuk mengikat diri-Nya.
Saudara saudari kekasih, ketika kita datang bersama, kita tidak saja wajib menanggalkan sukses kita, kita pun wajib diikat dan mau kehilangan kebebasan kita. Kita melepaskan kebebasan kita semata untuk melakukan sesuatu kepada saudara dan saudari kita yang kekasih. Kita wajib mau diikat dan terikat, agar dapat membasuh kaki saudara saudari seiman.
Bilamana kita datang bersama, kita perlu menanggalkan jubah kita. Janganlah mempertahankan taraf Anda, posisi Anda. Jangan menganggap diri Anda berada di tingkat lebih tinggi daripada yang lain. Anggapan ini harus dikesampingkan. Pergunakanlah air kehidupan dan alirkanlah air itu, agar kaki orang lain terbasuh. Kita perlu pembasuhan kaki rohani untuk membersihkan kita dari sentuhan dunia dan memelihara persekutuan rohani kita dalam kondisi baik, sehingga memungkinkan kita merealisasi penghidupan gereja.

No comments: