Hitstat

31 July 2009

Yohanes Volume 4 - Minggu 4 Sabtu

Kegagalan Hayat Alamiah
Yohanes 13:36
Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.”

Ayat Bacaan: Yoh. 13:36-37; 21:18-19

Pada saat Tuhan sudah bersedia menderita kematian di salib, murid-murid-Nya justru belum siap mengikuti Dia dalam penderitaan-Nya. Karenanya Tuhan berkata kepada Petrus, bahwa ia tak dapat mengikuti Dia sekarang ini (Yoh. 13:36-37), sebab Petrus belum menerima-Nya sebagai hayat kebangkitan. Tetapi Petrus akan mengikuti-Nya (Yoh. 13:36, 21:18-19) setelah Ia menyalurkan diri-Nya ke dalamnya sebagai hayat kebangkitan melalui kebangkitan-Nya. Petrus berada dalam persekutuan murni dengan Tuhan dan pembasuhan Tuhan sungguh memeliharanya dalam persekutuan ini.
Petrus ingin menetap dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi ia gagal, sebab kita tahu bahwa kemudian dia menyangkal Tuhan tiga kali ketika Tuhan sedang dihakimi. Petrus ingin menetap dalam persekutuan, tetapi ia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya, sebab sebelum kebangkitan Tuhan, hayat kebangkitan-Nya belum dibagikan ke dalam murid-murid-Nya. Untuk tetap berada dalam persekutuan Tuhan yang dipertahankan oleh pembasuhan kaki, diperlukan kekuatan hayat kebangkitan. Kita takkan dapat melakukannya dengan manusia alamiah kita.
Siapa saja yang mau belajar hidup di hadapan Allah, wajib belajar mengenal penanggulangan salib. Tahukah Anda bahwa salib menanggulangi hayat alamiah Anda? Salib akan menanggulangi hayat alamiah kita, yaitu pikiran dan emosi alamiah kita. Jika pikiran dan emosi alamiah kita tidak ditanggulangi, sukar sekali kita hidup di dalam roh. Ingatlah, jika Anda menghadapi suatu perkara dengan pikiran atau emosi Anda, mungkin perkataan Anda yang pertama ialah, “Apa alasannya?” Anda adalah seorang yang selalu menanyakan alasan.
Hayat alamiah kita tidak dapat diandalkan, sebab itu kita pun tidak seharusnya percaya kepada diri sendiri, tidak lagi menghargai kekuatan alamiah kita. Orang yang selalu menuntut alasan adalah orang yang hidup dalam pikiran, atau orang yang hidup di dalam gerakan emosi. Tetapi orang yang hidup dalam roh, tidak berani dengan pendapat sendiri menuntut alasan-alasan dan tidak berani dengan emosinya sendiri mengeluarkan perkataan. Orang yang dipimpin oleh roh adalah orang yang memiliki pelajaran salib.

No comments: