Hitstat

28 July 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 3 Kamis

Bagaimana Melihat Wahyu Allah? (1)
Wahyu 1:9b
"Aku, Yohanes, … berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus."

Pulau Patmos adalah satu tempat yang gersang di tengah laut. Karena Yohanes setia kepada kebenaran Allah, ia dibuang di sana. Ia percaya kepada raja yang lain, Tuhan Yesus. Ia mencari kerajaan yang lain, Kerajaan Sorga, yang jauh lebih baik daripada Kerajaan Romawi. Firman Allah dan kesaksian Yesus telah dipercayakan Allah kepada Yohanes.
Untuk melihat wahyu Allah dan mengenal ekspresi-Nya, kita perlu tersisih bagi Allah. Rasul Yohanes sepenuhnya tersisih bagi Allah di Pulau Patmos (1:9). Ia juga dibawa ke atas sebuah gunung yang besar dan tinggi (21:10). Hari ini, banyak orang Kristen yang kurang mengenal kebenaran, terutama karena mereka tidak mutlak tersisih bagi Allah.
Hanya orang yang telah mengalami Patmos, yang memiliki wahyu Patmos. Bukankah Yusuf dipenjara, Musa di padang belantara, Daud dalam penderitaan, dan Paulus dibelenggu, baru semuanya memiliki wahyu yang segar? Mereka yang mencari kenyamanan dan kemuliaan dunia, tidak menderita di Patmos, juga tidak memiliki wahyu Patmos.
Saudara saudari, kita sungguh perlu belas kasih Tuhan agar kita rela membayar harga berapa pun untuk menempuh hidup mutlak tersisih bagi Tuhan, seperti kidung di bawah ini:

Kalau suka duka kita tak dapat sefaham,
Kau girang, perlu ku korban, begitupun ku rela;
Genap hati ku mau taat, tak peduli harga,
Asal Kau dimuliakan, salib berat kupikul jua.


Bagaimana Melihat Wahyu Allah? (2)
Why. 1:10

Kitab Wahyu bisa dibagi menjadi empat bagian, yang mencakup empat visi besar, semuanya dilihat Yohanes di dalam roh.
Pertama, “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh (di dalam roh)” (Why. 1:10). Yohanes di dalam roh melihat tujuh kaki dian emas dan Tuhan yang berjalan di tengah-tengah mereka. Ini visi dalam ketiga pasal pertama kitab Wahyu.
Kedua, “Segera aku dikuasai oleh Roh (di dalam roh) dan lihatlah, ….” (Why. 4:2). Yohanes melihat takhta di Surga dan dari takhta itu dilaksanakanlah ketujuh meterai, ketujuh sangkakala, dan ketujuh cawan. Ini adalah visi mengenai takhta yang berhubungan dengan nasib dunia, disebutkan dalam pasal 4-16.
Ketiga, “Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat ….” (Why. 17:3). Yohanes melihat Babel, pelacur itu (pasal 17-20).
Keempat, “Lalu, di dalam roh ia membawa aku ….” (Why. 21:10). Yohanes melihat Yerusalem Baru. Ini mencakup pasal 21-22.
Untuk melihat wahyu gereja-gereja lokal, kita perlu berpaling dari pertimbangan pikiran ke dalam roh insani kita. Manusia itu tripartit, terdiri dari roh, jiwa, dan tubuh (1 Tes. 5:23). Tubuh adalah kerangka di luar, memiliki kesadaran fisik. Jiwa adalah seluruh kepribadian kita, memiliki kesadaran akan diri. Roh adalah organ bagi kita untuk menyembah Allah, memiliki kesadaran akan Allah.
Kitab Wahyu bukan hanya menekankan Roh Allah sebagai Roh yang diperkuat tujuh kali lipat untuk pergerakan Allah, juga menekankan roh manusia, sebagai organ untuk mengerti serta menanggapi pergerakan Allah. Hanya roh (kita) yang bisa memberi tanggapan kepada Roh (Allah). Yohanes melihat keempat visi tersebut dalam roh (1:10; 4:2; 17:3; 21:10), maksudnya dia menerima wahyu tentang rahasia Kristus dalam rohnya, sesuai dengan yang dikatakan dalam Efesus 3:5 (“di dalam Roh” seharusnya “di dalam roh”). Jika kita ingin melihat visi dalam kitab ini, kita juga harus di dalam roh. Hal ini bukan hanya soal pemahaman dengan otak dalam pikiran kita, melainkan realisasi rohani dalam roh kita.
Cara menggunakan roh kita adalah dengan berdoa sungguh-sungguh, sehingga dari dalam batin kita bisa mendengar suara Tuhan.

Penerapan:
Kita jangan terus menghitung pengorbanan kita, membandingkannya dengan orang lain. Kita perlu ingat, bahwa para pendahulu kita telah mengorbankan segala-galanya, sebandingkah dengan pengorbanan kita hari ini?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku membuka rohku untuk bersekutu dengan-Mu. Dengan wadah yang hampa, aku datang kepada-Mu untuk menerima rahmat dan pertolongan. Tuhan, aku mau melihat diri-Mu. Buatlah aku lebih mutlak bagi-Mu, tersisih untuk-Mu. Amin.

No comments: