Hitstat

27 July 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 3 Rabu

Di Mana Ada Penderitaan Di Sana Ada Kemuliaan
Wahyu 1:9
"Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus."

Jika kita tidak berbagian di dalam kesusahan (penderitaan), kerajaan, dan ketekunan, kita mungkin tidak akan mampu mengerti makna rohani kitab ini. Jika kita bersahabat dengan dunia, bagaimana kita bisa bersimpati terhadap Yohanes di pulau Patmos? Karena kita semua saudara, kita seharusnya menderita bersama, berharap bersama akan kemuliaan, dan bertekun bersama menunggu. Banyak dari saudara kita yang tetap berperang dalam peperangan yang dahsyat di medan perang. Bagaimana kita bisa melarikan diri untuk menikmati kenyamanan sendirian? “Masakan saudara-saudaramu pergi berperang dan kamu tinggal di sini?” (Bil. 32:6).
Mendapatkan keuntungan saat ini adalah menderita kerugian di masa yang akan datang. Sebaliknya, menderita saat ini adalah mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Di mana ada penderitaan, di sana ada kemuliaan. Semakin sedikit penderitaan, semakin sedikit kemuliaan. Allah ingin memuliakan kita, tetapi apakah kita mau menerima kemuliaan-Nya? Apakah kita rela mengambil jalur yang tepat untuk menderita demi memasuki kerajaan mulia? Mungkinkah Kristus sendiri memikul salib dan kita tetap bersenang-senang?
Watchman Nee pernah menulis syair kidung :

Muliaku di kelak hari, ku sabar menanti;
Tuhan takkan kudului, berbahagia di sini.

Apakah kita juga demikian...?

Merebut Kerajaan
Why. 1:9

Kita harus tahu bahwa hayat (kehidupan) kekal, kita dapatkan melalui iman dengan cuma-cuma. “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36), kita pasti tidak akan binasa. Namun, bagaimana dengan kerajaan? “Kerajaan Sorga diserbu dan orang yang menyerbunya mencoba merebutnya” (TL, Mat. 11:12). Ini berarti kerajaan tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Perlu bekerja di pihak penerima. Tetapi, ini bukanlah pekerjaan dengan usaha kita sendiri untuk melakukan Hukum Taurat, melainkan pekerjaan oleh kekuatan kasih karunia Allah (2 Kor. 1:12; 9:8). Kasih karunia Allah adalah Kristus yang hidup di dalam kita sebagai suplai kehidupan rohani kita (2 Kor. 8:9; 13:13).
Tuhan tidak saja telah memberi kasih karunia sebagai modal dasar kita untuk berbagian dalam kesusahan, kerajaan, dan ketekunan Yesus, tetapi juga memberi cara terbaik untuk mempraktekkannya. Saudara saudari, Kitab Wahyu pasal satu tersusun sangat baik sekali. Setelah ayat 7-9, yang membahas kedatangan kembali Tuhan Yesus dan penantian kita terhadap-Nya melalui ikut serta dalam kesusahan, kerajaan, dan ketekunan-Nya, di ayat sebelas kita temukan perintah Allah kepada Yohanes untuk mengirimkan kitab yang ia tulis kepada tujuh gereja lokal.
Berdasarkan pengalaman, cara terbaik untuk berbagian dalam kesusahan, kerajaan, dan ketekunan adalah dengan berada di dalam gereja lokal. Dalam gereja, ada ratusan kesempatan untuk mempraktekkan hal-hal ini. Di luar gereja, kita sulit berbagian dalam ketiga perkara tersebut. Jika kita benar-benar menempuh kehidupan gereja, akan timbul banyak masalah, baik ringan maupun berat. Begitu kita terlibat dalam persekutuan, dalam pelayanan, kita akan segera perlu ketekunan. Semakin kita bergairah, semakin kita mengalami banyak kesusahan, juga semakin banyak kita akan melihat kelemahan saudara saudari yang kita anggap senior. Apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan “pindah” gereja, atau apakah kita akan mendirikan “gereja” lain? Semoga kita bukan orang yang demikian.
(Catatan: Bila Anda tergoda berbuat demikian bacalah minggu ke 2 hari Senin)

Penerapan:
Seorang yang bersifat daging mengganggap jalan salib adalah menakutkan dan selalu berusaha menghindarinya. Jika terjadi masalah dalam kehidupan gereja di lokal kita, bagaimanakah kita menyikapinya? Mengkritik? Bertengkar? Mundur dari gereja atau pelayanan? Ataukah pindah (ibadah) ke tempat lain?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kiranya berita tentang salib bukan sekadar menjadi pengetahuan bagiku. Tuhan, berilah aku anugerah yang cukup agar aku selalu menyangkal egoku, hayat jiwaku dengan segala kesenangannya, kenikmatannya atau preferensinya. Buatlah aku tunduk, taat, dan rela dimatikan oleh pekerjaan salib-Mu.

No comments: