Hitstat

25 July 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 3 Senin


Yohanes di Pulau Patmos
Wahyu 1:9
"Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus."

Yohanes tidak menyebut dirinya sebagai rasul. Dia menyebut dirinya sebagai saudara dan sekutu dalam kesusahan. Betapa lemah lembut dan manisnya hal ini! Meskipun ia berada sendirian di Pulau Patmos, rohnya tetap bersama saudara-saudaranya, menderita bersama mereka, bertekun bersama mereka, dan menantikan bersama mereka kedatangan kerajaan sorgawi.
Inilah pekerjaan ajaib dari Roh Kudus, yang memampukan kita menderita bersama dengan kaum saleh di setiap tempat. Karena Yohanes memiliki simpati yang mendalam terhadap kaum saleh dan memiliki keesaan (dalam hayat ilahi) dengan mereka, maka penderitaan mereka adalah sama dengan penderitaannya sendiri. Ketika mereka menderita, dia seakan-akan ada di sisi mereka sebagai orang yang ikut serta menderita.
Semoga Tuhan memberi kita hati yang lebih besar untuk menerima semua saudara dalam Tuhan, sehingga mereka tahu bahwa kita merupakan orang-orang yang turut serta berpartisipasi dalam segala penderitaan mereka.
Orang Kristen yang sungguh-sungguh telah mengalami pekerjaan salib Tuhan di atas diri mereka, pasti akan tahu bagaimana bersatu dengan semua anak Tuhan.
Salib memisahkan kita dari orang dosa, tetapi salib telah menyatukan kita dengan Allah, juga menyatukan kita dengan semua anak Allah. Itulah sebabnya Yohanes bisa berkata bahwa ia adalah saudara dan sekutu dalam kesusahan.

Jalan Menuju Kerajaan - Penderitaan
Why. 1:9

Kesusahan (penderitaan), kerajaan, dan ketekunan – ketiga hal ini merupakan jalur perjalanan semua kaum saleh pada saat ini dan yang akan datang.
Kerajaan ini adalah kerajaan milenium (seribu tahun) dalam Wahyu 20, yaitu saat kaum saleh meraja bersama dengan Tuhan Yesus Kristus. Kerajaan ini adalah pengharapan dan pahala untuk setiap pemenang. Allah telah memanggil kita semua ke dalam kerajaan-Nya untuk mendapatkan kemuliaan-Nya (1 Tes. 2:12). Haleluya! Allah telah memanggil! Namun, apakah kita mau mendengarkan panggilan ini? Apakah kita mau memenuhi permintaan Allah?
Jalan menuju kerajaan adalah penderitaan. Berbagai penderitaan dan penganiayaan akan menyusun jalan ke arah kemuliaan! “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat. 5:10). Jika kita berpihak pada dunia, bagaimana mungkin dapat terjadi penganiayaan? Jika kita “dari dunia, tentulah dunia mengasihi kita sebagai miliknya” (Yoh. 15:19). Jika kita meninggalkan dunia; baik dunia materi maupun dunia agama, maka dunia akan bangkit menganiaya kita. Tetapi, dengan cara inilah kita berjalan menuju kemuliaan.“Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Rm. 8:17). Penderitaan di masa sekarang merupakan faktor yang menentukan kemuliaan di masa yang akan datang. Bila seijin Tuhan, kita semakin menderita maka kita semakin siap untuk mendapatkan kemuliaan, karena “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu” (1 Ptr. 4:14). Roh Kudus menyiapkan kita untuk kemuliaan kerajaan melalui penderitaan.
Saudara saudari, kita harus sadar bahwa penderitaan adalah jalan setapak menuju kemuliaan. Namun sebelum semua hal ini terjadi, Tuhan lebih dulu memperingatkan kita. Dia ingin kita siap sedia. Kita boleh menghitung pengorbanannya, namun jangan lupa juga menghitung kemuliaan kerajaan yang menanti kita. Oh waktu tak banyak lagi, semoga kita tak salah bersikap! Penderitaan sementara ini tak sebanding dengan kemuliaan kekal!

Penerapan:
Jika kita ingin bisa berkata seperti Yohanes, "Aku saudara dan sekutumu dalam ...", maka kita perlu lebih sering mendoakan saudara saudari kita. Semakin banyak kita mendoakan, semakin kita bersatu dengan orang-orang yang kita doakan. Selain itu, kita perlu terus membiarkan Tuhan bekerja di atas diri kita.

Pokok Doa:
Bersyukurlah bahwa semua penderitaan, kesusahan, kesulitan, atau bahkan penganiayaan yang menimpa Anda saat ini justru akan membawa Anda ke dalam kemuliaan kerajaan yang akan datang.

No comments: