Hitstat

11 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 1 Kamis

Memelihara Kasih Yang Semula (1)
2 Korintus 5:14
"Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati."

Apa yang kurang dari diri kita bukanlah kasih kepada Tuhan. Kita telah memiliki kasih ini dari mulanya. Namun, tarikan keindahan dunia dan tuntutan kebutuhan hidup, tanpa sadar mendinginkan kasih semula yang begitu bergairah! Jadi, apa yang kita perlukan ialah kemampuan untuk memelihara kasih ini. Dalam melewati dunia jahat, sangatlah sulit untuk menjaga agar kaki kita tidak dicemari oleh debu dunia. Akan tetapi, jika kita memiliki hadirat Tuhan bersama kita sepanjang waktu, maka baskom air dan handuk Tuhan akan bekerja, dan kita sebagai pengembara di dunia ini, tidak akan dikotori oleh debu dunia.
Tentu saja, kita tidak mungkin sepenuhnya meninggalkan kasih Kristus. Kita tahu bahwa Kristus mengasihi kita dan kita mengasihi Kristus. Tetapi kasih kita menjadi biasa, tawar dan kabur. Kasih Tuhan tidak lagi sesegar sebelumnya dan tidak lagi mengikat kita seperti sebelumnya. Kasih Tuhan tidak lagi menjadi tarikan yang kuat. Kita hanya memiliki kasih Tuhan dalam ingatan kita. Oh, kita seharusnya meratapi keadaan ini.
Hanya mereka yang hidup di hadapan Tuhan dapat memelihara kasih mereka terhadap Tuhan. Jika setiap hari kita menerima pelayanan-Nya, dan setiap hari kita ditarik dekat kepada-Nya, bisakah kita menjadi dingin terhadap-Nya? Kita perlu memiliki persekutuan mesra dengan Tuhan. Sangat disayangkan, banyak kaum beriman tidak pernah memiliki perasaan yang pribadi kepada Tuhan. Tuhan mereka hanyalah di mulut pengkotbah atau di hati teman-teman mereka. Mereka sendiri tidak pernah bersekutu dengan Tuhan.

Memelihara Kasih Yang Semula (2)
Ef. 3:17-19; Yoh. 4:13-14

Telah kita katakan, kasih kita kepada Tuhan begitu mudah menjadi pudar, mengapa? Karena kasih ini tidak berakar dan berdasar dalam hati kita. Karena itu, Paulus berdoa, "Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." (Ef. 3:17). Segala sesuatu yang tidak memiliki fondasi tidak akan bertahan lama. Apakah akar dan dasar ini? Yaitu Kristus membuat rumah dalam hati kita. Bahaya terbesar ialah memiliki pengetahuan rohani tanpa pengalaman akan Kristus yang tinggal dalam hati kita.
Apakah Kristus benar-benar membuat rumah dalam hati kita? Kita tidak seharusnya menjawab pertanyaan ini dengan tergesa-gesa. Kita tidak seharusnya menduga bahwa kita telah memilikinya. Pertanyaan ini seharusnya mendorong kita untuk berdoa dalam ruang tertutup. Kasih Tuhan itulah yang melahirkan kasih kita. Kasih-Nya menarik kasih kita. Jika kita melupakan kasih Tuhan kepada kita, kita akan kekurangan kasih kepada Dia. Ketika kita melacak kembali sumber keselamatan kita, kita akan memelihara kegairahan kasih semula kita.
Saat kita menikmati kasih ini setiap hari, kita akan "memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus" (Ef. 3:18). Demikianlah, Tuhan sang kasih ini membuat rumah di dalam kita, dan kita akan menyadari ukuran kasih. "Dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan" (Ef. 3:19). Berlalunya waktu hanya akan menyatakan kasih Tuhan yang tidak akan berubah.
Selain Kristus membuat rumah dalam hati kita, tidak ada perkara lain yang dapat memuaskan kita. "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yoh. 4:13-14). Keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup berasal dari dunia. Setiap orang yang mengejarnya akan haus lagi, karena dunia mengikat orang dengan daya tariknya, namun ketika kita menikmati kasih yang Tuhan berikan, Dia sepenuhnya akan memuaskan kita.

Penerapan:
Marilah kita bertobat dan meratap, bila kasih Tuhan tidak lagi menarik dan menguasai kita. Kita perlu menjaga kesegaran kasih kita kepada Tuhan dengan terus menerus hidup di hadirat-Nya, bersekutu dengan-Nya setiap hari dan setiap waktu.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku tahu bahwa Engkau mengasihi aku dan aku juga mengasihi-Mu, tetapi hal ini sepertinya telah menjadi biasa bagiku. Oh, Tuhan, sekali lagi celupkan aku dalam kelimpahan kasih-Mu, taklukkan aku dengan kasih-Mu, dan dapatkan aku seutuhnya.

No comments: