Hitstat

31 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 4 Rabu


Mengalahkan Maut (1)


Wahyu 2:10b
"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."

Meskipun Tuhan kita adalah Yang Menghakimi, Dia masih memikirkan keperluan umat-Nya. Dalam hari-hari yang sulit dan membahayakan, Dia masih bersama dengan kita. Dalam Perjanjian Baru, cara Dia menyelamatkan umat-Nya tidak lagi seperti yang dilakukan-Nya dalam Perjanjian Lama. Penyelamatan-Nya pada masa Perjanjian Lama adalah menyelamatkan mereka dari dapur api, atau lubang singa, atau menyelamatkan mereka dari kematian.
Sebaliknya kita harus setia sampai mati. Tuhan tidak berjanji untuk menyelamatkan kita dari liang kubur. Malahan kita harus mati untuk memuliakan Allah. Kristus mampu, bukan hanya menyelamatkan kita dari kematian, tetapi juga untuk menang atas kematian. Dia ingin supaya kita menyadari kuasa ini. Kematian tubuh tidak berarti apa-apa, hal ini malahan memimpin kita kepada hadirat Kristus.
Kuasa terbesar dari musuh ialah kematian. Namun Tuhan melampaui kematian. Setelah tubuh mati, kuasa musuh akan selesai. Kematian bukanlah untuk maut itu sendiri, melainkan adalah jalan masuk ke dalam hayat yang lebih berlimpah, yaitu kebangkitan. Karenanya, mengapa kita khawatir akan kematian? Juruselamat telah melaluinya dan bangkit kembali. Dia juga yang akan membangkitkan umat-Nya.
Bukan berarti setiap orang dari kita akan mati martir, namun kalau kita ingin menjadi pemenang, kita harus memiliki sikap hati seorang martir, yaitu seorang yang tidak takut berkorban apapun, bahkan nyawa kita sekalipun. Bila kita bersikap demikian, maka Satan sepenuhnya tidak berdaya.

Mengalahkan Maut (2)
Why. 2:8

Sebagai pencari Yesus yang penuh kasih, kita harus siap martir. Banyak orang di antara kita mungkin tidak menderita sebagai martir jasmani, melainkan menderita sebagai martir secara psikologis, atau menderita sebagai martir secara rohani.
Ada seorang saudari yang dipaksa menundukkan kepala dan memberi hormat pada dewi Diana (sebuah berhala Artemis di Efesus seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 19). Ia akan segera dibebaskan asal berbuat demikian. Bagaimanakah reaksinya? Ia berkata, "Apakah kalian menyuruh aku memilih Kristus atau Diana? Sejak semula aku telah memilih Kristus, kalau kini kalian menyuruh aku memilih lagi, aku tetap memilih Kristus." Akhirnya ia pun dihukum mati. Saat itu ada dua orang saudari menyaksikan peristiwa itu, lalu mereka berkata satu sama lain, "Sudah banyak anak-anak Allah yang diangkut pergi, mengapa kita berdua masih tinggal di sini?" Akhirnya mereka pun dijebloskan ke dalam penjara. Di sana mereka melihat banyak orang yang dijadikan mangsa binatang buas, sekali lagi mereka berkata, "Banyak orang sudah bersaksi dengan darahnya, mengapa kita hanya bisa bersaksi dengan mulut?" Salah seorang dari kedua saudari itu sudah bersuami, sedang yang lainnya telah bertunangan. Maka datanglah orang tua, suami, dan calon suami mereka, bahkan anak saudari itu pun dibawa ke sana, semua orang itu membujuk mereka supaya mau menyangkal Tuhan. Tetapi mereka tetap menolak bujukan orang-orang itu dan berkata, "Apalagi yang hendak kalian bawa untuk dapat dibandingkan dengan Kristus?" Akhirnya kedua saudari itu pun diseret keluar untuk dijadikan mangsa singa buas. Sambil berjalan, mereka masih dapat berkidung sampai akhirnya tewas terkoyak-koyak oleh singa.
Alangkah dahsyatnya penderitaan dan penganiayaan yang dialami gereja di Smirna! Tetapi, tidak peduli bagaimana dan apa yang akan kita alami, hayat tetap akan hidup kembali meskipun ia melewati maut. Penganiayaan itu hanya menyatakan, gereja itu adalah gereja yang bagaimana. Dia adalah "Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali."
Saudara saudari sudah banyak orang berkorban untuk Tuhan, apakah boleh kita hanya menonton mereka berkorban bagi Tuhan?

Penerapan:
Karena Tuhan telah meletakkan kita dalam kesusahan, kita tidak seharusnya berharap atau berdoa kepada Tuhan untuk membelaskasihani kelemahan kita, memimpin kita keluar dari kesusahan, menghentikan ujian yang kejam, dan mengaruniakan kenyamanan dan hidup yang damai.

Pokok Doa:
Tuhan, Engkau telah melampaui kematian. Pimpinlah aku melaluinya, siapkan aku dalam hidup sehari-hari tidak melarikan diri dari kesusahan, tidak mencari kenyamanan, hingga aku selalu siap martir bagi-Mu.

No comments: