Hitstat

26 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 3 Jumat

Fitnah Mereka – Hukum Taurat
Wahyu 2:9
"Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya — dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis."

Orang Yahudi memiliki hukum Taurat yang menjadi peraturan bagi kehidupan sehari-hari. (Sebenarnya Taurat hanya dipakai Allah untuk menyatakan dosa-dosa manusia semata). Setiap orang Yahudi wajib memelihara kesepuluh hukum itu. Akan tetapi, Tuhan Yesus berkata dengan tegas bahwa sekalipun kita telah memelihara kesepuluh Taurat itu, kita tetap masih kekurangan satu perkara (Luk. 18:20-22). Ajaran Yahudi menetapkan satu standar bagi manusia, terukir di atas loh batu, dan yang harus dihafalkan oleh mereka. Namun di sini timbullah satu persoalan: Kalau aku bisa membaca, aku bisa mengenalnya, tetapi kalau aku buta huruf, aku pasti tidak akan mengenalnya. Lagi pula kalau aku memiliki ingatan baik, aku bisa menghafalkannya; sebaliknya kalau aku seorang pelupa, aku tidak dapat menghafalkannya. Begitulah keadaan agama Yahudi. Patokan kehidupan agama Yahudi adalah statis, mati, dan berada di luar.
Kekristenan tidak memiliki Taurat, hukumnya pun tidak terletak di tempat lain; sebab ia bukan tertulis di atas loh batu, melainkan di dalam hati (Ibr. 8:10). Hari ini, jika di dalam “gereja” terdapat banyak peraturan yang serupa, ini bukan kekristenan. Semua yang peraturannya terpampang dan ditulis di luar, bukan kekristenan. Kita tidak memiliki hukum atau peraturan yang di luar, patokan kehidupan kita berada di dalam. Kesengsaraan gereja di Smirna justru disebabkan karena ada orang-orang yang menyebut dirinya Yahudi ingin memasukkan peraturan agama Yahudi ke dalam gereja.

Fitnah Mereka – Imam Dan Perjanjian
Why. 2:9; Ef. 1:3

Dalam agama Yahudi, orang yang menyembah Allah dengan Allah yang disembah itu saling terpisah jauh. Maka jarak merupakan ciri-ciri agama Yahudi. Dalam agama Yahudi, bila manusia melihat Allah, ia segera akan mati. Lalu, bagaimana mereka dapat mendekati Allah? Mereka harus bersandarkan seorang mediator, yaitu imam.
Kekristenan tidak demikian. Dalam kekristenan, Allah tidak saja menghendaki kita membawa benda-benda materiil, bahkan Dia menghendaki kita membawa diri kita sendiri ke hadapan-Nya. Kini kelas mediator sudah dihapus. Apakah kata-kata fitnah/hina yang diucapkan orang Yahudi itu? Di gereja di Smirna ada segolongan orang yang berkata, “Wah, kalau setiap urusan rohani: berkhotbah, membaptiskan orang dan lain sebagainya, boleh dilakukan oleh saudara-saudara awam itu, pasti akan kacau dan akibatnya bahaya sekali!” Mereka bermaksud mendirikan kelas-kelas mediator.
Saudara saudari, jangan mengubah Kekristenan menjadi Yahudi. Jangan anggap kita cukup memberi persembahan harta saja, sedangkan urusan pelayanan dikerjakan sekelompok kecil orang yang disebut ‘hamba Tuhan’. Sisanya sebagai kaum awam yang duniawi, maka hanya layak mengerjakan urusan duniawi dan boleh menjadi duniawi sekehendak hati mereka. Akan tetapi, saudara saudari, di dalam gereja tidak ada orang duniawi seorang pun. Ini bukan berarti kita tidak melakukan urusan dunia, melainkan dunia sudah tidak dapat menjamah kita. Dalam kekristenan, setiap orang haruslah rohani. Apabila dalam gereja hanya tinggal segelintir orang yang menangani urusan rohani, maka gereja itu sudahlah jatuh!
Mari kita teruskan melihat butir keempat. Tujuan orang Yahudi beribadah kepada Allah ialah supaya mereka diberkati Allah dengan berkat duniawi. Akan tetapi, janji Tuhan yang pertama dalam kekristenan ialah memikul salib dan mengikut Dia. Tuhan Yesus tidak menjanjikan kekayaan, namun apabila kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Kita mungkin bisa kehilangan berkat duniawi, tetapi kita pasti bisa mendapatkan berkat surgawi. Jangan salah pilih!

Penerapan:
Roh Kudus berdiam di dalam kita dan menjadi hukum di dalam kita. Maka pada hari ini, mana yang benar atau mana yang salah, tidak dinyatakan di atas loh batu, melainkan dinyatakan di dalam hati.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena kini kami hidup dalam jaman Perjanjian Baru. Kami dapat memuji-Mu, menyembah-Mu kapan pun dan di mana saja.

No comments: