Hitstat

24 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 3 Rabu

Miskin Namun Kaya (1)
Wahyu 2:9a
"Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya."

Bagi hampir semua gereja yang lain, Tuhan berkata, “Aku tahu segala pekerjaanmu.” Tetapi Tuhan tidak mengatakan perkataan yang sama kepada gereja di Smirna. Tuhan menganggap lebih penting untuk menderita bagi Dia dari pada bekerja bagi Dia.
Sampai taraf mana gereja telah mengalami dan menikmati hayat kebangkitan Kristus, semuanya dapat diuji dengan kesusahan. Tidak hanya demikian, kesusahan juga mendatangkan kekayaan hayat kebangkitan Kristus. Tuhan mengizinkan gereja tertimpa kesusahan bukan hanya untuk mempersaksikan bahwa hayat kebangkitan-Nya mengalahkan maut, juga membuat gereja menikmati kelimpahan hayat-Nya.
Tuhan berkata, “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya.” Tuhan menghargai gereja yang menderita ini. Gereja yang menderita ini miskin dalam hal materi, tetapi kaya dalam kelimpahan hayat Tuhan. Seseorang mungkin makmur dalam usahanya, berhasil dalam pekerjaannya, dan mungkin melihat pertumbuhan dan keuntungan di sekitarnya. Namun, Tuhan mungkin tidak memiliki penilaian yang sama dengannya.
Di lain pihak, mereka yang setia kepada Tuhan, yang mengasihi Tuhan dengan bergairah, dan yang bersedia menderita penentangan dan penganiayaan dari dunia dan dari gereja bagi kepentingan Tuhan dan bagi kepentingan kebenaran-Nya, meskipun kosong akan usaha hebat di dunia, berharga di mata Tuhan.

Miskin Namun Kaya (2)
Why. 2:9

Penderitaan-penderitaan seringkali mengarah kepada kemiskinan, yaitu kehilangan kenikmatan yang sah di jaman ini. Sangatlah sulit bagi orang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan surga dibandingkan seekor unta masuk ke dalam lubang jarum. Masalahnya bukan pada kekayaannya, namun karena tidak ingin kehilangan kenikmatan yang sah itu. Orang miskin yang tak mau kehilangan kenikmatan ini juga tak mungkin masuk ke dalam kerajaan surga.
Meskipun apa yang disebut “standar kehidupan” dapat menjadi alasan untuk hidup nyaman, namun “standar kehidupan” seperti apakah yang dapat menjadi alasan yang dibenarkan apabila kita bandingkan dengan cara hidup Anak Allah ketika Dia turun dari surga?
Lagu di bawah ini yang ditulis oleh Frances R. Havergal kiranya dapat menguatkan kita.
Bagimu berdarah, korbankan jiwa-Ku,
Kau Ku cuci bersih, tolong kau dari maut.
Bagimu Ku korban jiwa, kau korbankan apa? (2X)

Banyak waktu Ku buang, datang d’rita c’laka,
Biar kau s’lalu senang, dapatkan perhentian.
Banyak waktu Ku korbankan, kau korbankan b’rapa? (2X)

Rumah Bapa indah, takhta-Ku yang mulia,
Bagimu Ku tinggal, datang d’rita susah.
Bagimu Ku tinggalkan s’mua, kau tinggalkan apa? (2X)

Nista dan celaka, bagimu Ku d’rita,
Sengsara tak terp’ri, tolong kau dari maut.
Bagimu Ku d’rita semua, kau d’rita apa? (2X)

Dari rumah Bapa, bagimu Ku bawa,
Kurnia yang berlimpah dan ampunan Bapa.
Bagimu Ku bawa cinta, kau membawa apa? (2X)

Kini kusembahkan waktu, jiwa s’gala,
Lepas b’lenggu dunia, ikut Tuhan saja.
Bagiku Kau korban s’gala, ku pun harus juga! (2X)

Penerapan:
Setiap penderitaan yang kita temui dalam hati dan jiwa, dan setiap luka dalam tubuh yang kita derita, akan menarik kita lebih dekat kepada Tuhan. Bukankah air mata yang tercurah dan tangisan di hadapan Tuhan membuat hati kita makin membara mendambakan Dia?

Pokok Doa:
Tuhanku, ampuni aku karena begitu meremehkan pandangan-Mu, tidak peduli apakah Engkau menganggap aku kaya atau miskin. Ampuni aku Tuhan, karena aku lebih suka pandangan dunia terhadapku. Buatlah aku lebih mengasihi-Mu dan lebih bergairah bagi-Mu, rela menderita penentangan dan penganiayaan dunia bagi kepentingan-Mu. Buatlah aku kaya menurut pandangan-Mu.

No comments: