Hitstat

25 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 3 Kamis

Aku Tahu
Wahyu 2:9a
"Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya."

"Aku tahu”. Kondisi gereja dan ujian-ujiannya ada di bawah pengamatan Tuhan. Dia mengetahui bagaimana gereja telah menderita bagi Dia dan bertahan dalam kesunyian. Dia tahu bagaimana gereja menjadi miskin bagi kepentingan-Nya, dan Dia tahu apa arti penderitaan dan kemiskinan gereja. Dia sangat akrab dengan hal-hal ini. Pengalaman-Nya di masa lampau memampukan Dia untuk menghibur mereka dengan penuh pengertian: “Aku tahu kesusahanmu.” Lebih lagi, Dia dapat memuji mereka dengan sikap yang sangat manis: “Aku tahu kemiskinanmu.” Bagaimana Tuhan bisa tahu kesusahan kita dan kemiskinan kita? Semuanya ini hanya karena “Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibr. 2:18)
“Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat. 5:11-12). Disini Tuhan memerintahkan kita untuk bersukacita dalam penderitaan. Inilah jalan keselamatan.
Ia adalah Allah, tetapi Ia turun ke tempat kematian dan keluar dari sana. Ia telah melangkah di tempat di mana umat-Nya sedang melangkah sekarang. Karenanya, Ia bersimpati. Siapakah yang berbicara kepada kita? Dia adalah Manusia-Allah yang telah mengalami penderitaan yang paling hebat di seluruh bumi dan telah melalui kematian. Haleluya!

Fitnah Mereka - Bait Suci
1 Ptr. 2:9; Why. 1:5, 6, 2:9; Ef. 1:3; 2:21-22

Frasa “dan fitnah mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi” menunjukkan bahwa kesulitan itu berasal dari dalam. Apakah arti orang Yahudi di sini? Mereka adalah orang-orang di dalam gereja yang ingin membaurkan Kekristenan dengan Yudaisme. Dengan kata lain, mereka ingin menggabungkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru dan mencampurkan kasih karunia dengan Hukum Taurat. Orang-orang Yahudi ini, bersikeras mempertahankan sistem agama Yahudi, yang meliputi keimaman suku Lewi, tata cara mempersembahkan kurban, dan Bait Suci yang material. Semuanya itu adalah lambang yang telah digenapkan dan digantikan oleh Kristus. Karena gereja berada di bawah perjanjian yang baru, maka tidak berbagian dalam praktek ini, sehingga membuat penganut agama Yahudi mefitnah gereja.
Tetapi, banyak orang berkata bukankah keselamatan itu datangnya dari bangsa Yahudi? (Yoh. 4:22). Untuk itu, kita perlu mengetahui apakah yang disebut agama Yahudi dan apakah yang disebut kekristenan. Empat hal istimewa yang harus kita perhatikan adalah: pertama ialah Bait Suci, kedua ialah hukum Taurat, ketiga ialah Imam dan keempat ialah Perjanjian.
Jika orang Yahudi ingin beribadah kepada Allah, ia harus pergi ke Bait Suci. Baik pengakuan dosa maupun ucapan syukur harus dikerjakan di Bait Suci. Itulah jalan satu-satunya. Mereka baru dapat menyembah Allah setelah tiba di Bait Suci.
Namun, dalam Perjanjian Baru tidaklah demikian. Keistimewaan kekristenan justru tidak membutuhkan Bait Suci sebagai tempat kebaktian, sebab orang kristen sendiri adalah Bait Suci. Efesus 2:21-22, “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Dari segi pribadi, setiap diri kita masing-masing adalah Bait Suci; dari segi korporat, kita semua dibangun dan disusun rapi sehingga menjadi tempat kediaman Allah. Ke mana kita pergi ke sana pula tempat ibadah itu mengikuti (Bd. Yoh. 4:21-24). Maka, pada dasarnya kekristenan sangatlah berbeda dengan agama Yahudi.

Penerapan:
Tuhan selalu tahu kondisi kita. Ia tahu kesusahan kita dan kemiskinan kita. Masih perlukah kita berkeluh kesah? Kita hanya perlu datang kepada-Nya, menikmati pujian-Nya dan penyertaan-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, akhir dari jalan kematian-Mu ialah hayat yang kekal. Terima kasih Tuhan, karena Engkau berjalan di depan kami. Engkau tidak pernah meminta sesuatu melebihi kapasitas kami. Terima kasih Tuhan, karena Engkau dapat turut merasakan semua kelemahan kami.

No comments: