Hitstat

06 July 2007

Matius Volume 3 - Minggu 3 Sabtu

Menanggulangi Hawa Nafsu
Galatia 5:24
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Bagaimana seekor ulat bisa masuk ke dalam buah apel? Mungkin kita mengira bahwa ulat itu menerobos masuk dengan membuat lubang pada kulit luar buah itu. Tidak. Para ilmuwan menemukan bahwa ulat itu berasal dari dalam buah itu sendiri. Tetapi bagaimana ulat itu bisa ada di sana? Sederhana. Pada saat pohon apel berbunga, seekor serangga menaruh telur-telurnya di dasar permukaan bunga itu. Ketika bunga itu berkembang menjadi buah, telur-telur itu pun menetas menjadi ulat, tepat di dalam buah, lalu merusak buah apel itu dari dalam sampai habis.
Hawa nafsu itu mirip dengan telur serangga yang menetas menjadi ulat di dalam kita. Hawa nafsu itu bermula bukan dari luar, tetapi dari dalam kita (Mat. 5:27-28). Setiap ada kesempatan, ia akan terwujud keluar melalui pikiran, perkataan, atau melalui perbuatan kita. Kalau tidak segera ditanggulangi, cepat atau lambat, “ulat-ulat” itu akan menggerogoti kita sampai habis.
Setiap orang pasti memiliki hawa nafsu, tidak terkecuali orang Kristen. Hawa nafsu itu tersembunyi, licik, dan selalu menunggu kesempatan untuk muncul keluar. Begitu ada kesempatan, timbullah percabulan atau perzinahan. Kita semua harus berjaga-jaga terhadapnya. Bahkan di antara kaum beriman pun terdapat banyak kasus percabulan. Tidak ada yang lebih memalukan daripada percabulan atau perzinahan di antara kaum beriman. Dosa ini merusak umat ciptaan Allah, kehidupan gereja, dan kesaksian gereja. Berulang kali Rasul Paulus memperingatkan kita bahwa tidak ada orang yang cabul atau pezinah yang mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Kor. 6:9-10; Gal. 5:19-21; Ef. 5:5). Kita perlu mempertimbangkan hal ini dengan serius dan menanggulanginya sampai ke akar-akarnya. Hawa nafsu yang tidak terkekang sanggup merusak seluruh aspek dari kehidupan kita, bahkan dengan sangat cepat.

Mat. 5:27-30; Why. 20:15; 2:11; Rm. 8:13; Kol. 3:5

Orang yang telah beroleh selamat masih ada kemungkinan dilemparkan ke dalam neraka. Matius 5:29-30 mengatakan, “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.” Dalam Wahyu 2:11 Tuhan Yesus berkata, “Siapa yang menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.” Neraka adalah lautan api, yakni tempat kematian kedua (Why. 20:15). Firman Tuhan dalam Wahyu 2:11 menunjukkan bahwa ada kemungkinan bagi kaum beriman untuk menderita oleh kematian yang kedua.
Sebagai orang yang sudah diselamatkan, jika kita tidak serius menanggulangi dosa, pada suatu hari kita akan menderita kematian yang kedua - dilemparkan ke dalam neraka. Walau “kematian yang kedua” di sini bukan mengacu kepada kebinasaan kekal, melainkan pendisiplinan bagi kaum beriman yang kalah, namun tidak berarti bahwa hukuman ini ringan. Tidak seorang pun yang senang dilalap api (1 Kor. 3:12-15). Peringatan ini seharusnya membuat kita dengan serius menanggulangi dosa, karena setiap kaum beriman harus menghadap takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya (2 Kor. 5:10).
Dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala adalah perkara yang serius. Perkataan ini seharusnya membuat kita serius dalam menanggulangi dosa. Jangan menganggap dosa sebagai hal yang sepele. Hari ini banyak orang memandang percabulan sebagai masalah yang biasa. Tetapi Tuhan sendiri menunjukkan kepada kita betapa seriusnya dosa percabulan. Walau kita tidak menanggulangi anggota tubuh kita secara harfiah (mencungkil mata atau memenggal tangan), tetapi kita wajib mematikan anggota tubuh kita yang berdosa oleh salib Kristus (Rm. 8:13; Kol. 3:5). Inilah cara yang paling tepat untuk menanggulangi anggota tubuh kita yang berdosa.

Doa:
Tuhan Yesus, kuduskanlah roh, jiwa, dan tubuhku dari bahaya percabulan dan perzinahan yang merusak nama dan kemuliaan-Mu. Tuhan, tambahkanlah kasih karunia agar aku dapat menanggulangi hawa nafsu yang menyesatkan dan sia-sia. Aku tidak mau kehilangan bagian di dalam kerajaan-Mu. Lepaskanlah aku dari dosa yang mengerikan itu.

No comments: