Hitstat

02 July 2007

Matius Volume 3 - Minggu 3 Selasa

Kebenaran yang Unggul
Matius 5:20
Aku berkata kepadamu: Jika kebenaranmu tidak melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Tl.)

Kebenaran yang bagaimanakah yang melayakkan kita masuk ke dalam Kerajaan Surga? Jawabannya adalah kebenaran yang melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Mat. 5:20). Kebenaran ini tidak mengacu kepada dibenarkan di hadapan Allah ketika kita percaya ke dalam Kristus (1 Kor. 1:30; Rm. 3:26), tetapi lebih mengacu kepada kebenaran yang subyektif. Kebenaran yang subyektif adalah Kristus yang berhuni, yang kita perhidupkan sebagai kebenaran kita, agar kita dapat hidup dalam realitas kerajaan hari ini dan memasuki manifestasinya pada masa yang akan datang. Kebenaran inilah yang digambarkan sebagai pakaian pesta pernikahan dalam Matius 22:11-12, yang melayakkan kita untuk berbagian dalam pernikahan Anak Domba (Why. 19:7-8) dan mewarisi Kerajaan Surga dalam manifestasinya, yaitu memasuki Kerajaan Surga pada masa yang akan datang.
Sebagai umat kerajaan, kita perlu berusaha untuk berada di dalam Kristus bukan dengan kebenaran kita sendiri, kebenaran manusia, melainkan dengan kebenaran Allah (Flp. 3:9). Inilah standar moralitas yang tertinggi. Bagaimanakah caranya agar kita dapat memiliki kebenaran Allah? Satu-satunya cara adalah dengan membiarkan Allah hidup di dalam kita. Jika Allah tidak hidup di dalam kita, kita tidak mungkin dapat memperhidupkan Dia. Untuk memperhidupkan kebenaran Allah, kita harus membiarkan Allah sendiri yang hidup di dalam kita.
Kebenaran yang dilakukan manusia tanpa Kristus, adalah semu. Kebenaran manusia di hadapan Allah tidak lebih hanyalah seperti sehelai kain kotor (Yes. 64:6). Hanya ketika kita membiarkan Tuhan menjadi Kepala dan segala sesuatu kita, barulah kita dapat menempuh hidup dalam kebenaran yang sejati, kebenaran yang tidak munafik, kebenaran yang unggul, yang melampaui kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Mat. 5:20; Flp. 3:9; 1 Kor. 1:30; Rm. 3:26; Why. 19:7-8

Kata “kebenaranmu” dalam Matius 5:20 berbeda dengan pembenaran oleh hukum Taurat. Kata “kebenaranmu” di sini mengacu kepada kebenaran kita yang berasal dari pekerjaan Roh kudus, bukan mengacu kepada dibenarkan di hadapan Allah pada saat pertama kali kita percaya ke dalam Kristus. Kata “dibenarkan” di hadapan Allah lebih ditujukan kepada orang berdosa yang percaya, sedangkan kata “kebenaranmu” di sini adalah kebenaran yang diperhidupkan oleh murid-murid itu sendiri dalam kehidupan mereka melalui pekerjaan Roh Kudus.
Bagaimanapun baiknya perbuatan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, itu hanyalah kebenaran hukum Taurat. Kaum beriman Perjanjian Baru harus memiliki kebenaran yang mengungguli kebenaran hukum Taurat lama. Kualitas dari kebenaran yang kita perhidupkan seharusnya melampaui kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kalau tidak, maka tak seorangpun dari kita yang dapat masuk ke dalam manifestasi Kerajaan Surga pada masa milenium yang akan datang.

Perbedaan Antara Beroleh Hidup yang Kekal dengan Masuk Ke Dalam Manifestasi Kerajaan Surga

Beroleh Hidup yang Kekal:
1. Adalah milik semua kaum beriman
2. Adalah hasil dari kebenaran karena pemberian Allah
3. Diterima begitu seseorang percaya dan tidak akan hilang selama-lamanya
4. Sudah dimiliki sejak seseorang percaya pada zaman ini
5. Diperoleh melalui percaya
6. Diberikan kepada orang berdosa yang bertobat
7. Diperoleh melalui kebenaran yang obyektif, yakni dibenarkan di hadapan Allah

Masuk ke Dalam Manifestasi Kerajaan Surga
1. Bukan milik semua kaum beriman
2. Adalah hasil dari kebenaran subyektif yang diperhidupkan oleh seseorang
3. Hanya dapat dimasuki oleh kaum beriman pemenang
4. Baru dapat dimasuki pada saat Kristus datang kembali pada akhir zaman gereja
5. Diperoleh melalui perjuangan
6. Diberikan kepada kaum beriman yang menang
7. Diperoleh melalui kebenaran yang subyektif, yakni kebenaran yang diperhidupkan dalam kehidupan sehari-hari dengan bersandar Roh Kudus

Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah kebenaran yang sejati. Kebenaran-Mu melampaui kebenaran manusia manapun di dunia ini. Karena itu, ya Tuhan, bimbinglah aku untuk senantiasa belajar memperhidupkan Engkau dalam hidupku sehari-hari sebagai kebenaran sejatiku, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatanku.

No comments: