Hitstat

22 July 2007

Matius Volume 4 - Minggu 1 Senin

Bapa Kita Melihat yang Tersembunyi
Matius 6:1
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu (kebenaranmu, Tl.) di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu di surga.

Bagi kita, umat Kerajaan Surga, Allah bukan hanya Allah yang menciptakan kita, tetapi juga Bapa yang melahirkan kita kembali. Kita tidak hanya memiliki hayat insani yang diciptakan, tetapi juga memiliki hayat ilahi, hayat yang kekal. Bapa kita adalah Bapa yang tersembunyi (Yoh. 1:18). Karena itu Ia menghendaki kita, anak-anak-Nya, melakukan perbuatan benar secara tersembunyi. Mungkin orang lain tidak tahu apa yang kita lakukan, tetapi Bapa kita melihat segala sesuatu yang tersembunyi. Oleh karena itu, kita harus belajar hidup dalam hadirat Bapa dan memperhatikan kehadiran Bapa. Apa pun yang kita lakukan secara tersembunyi untuk Kerajaan Bapa, tidak ada yang luput dari perhatian Bapa. Bapa surgawi kita melihat seluruh perbuatan benar yang kita lakukan secara tersembunyi.
Mengapa umat kerajaan harus melakukan perbuatan benar mereka secara tersembunyi? Karena Bapa menghendaki umat kerajaan hidup menurut hayat ilahi kekal-Nya, bukan menurut daging. Daging kita selalu mencari kemuliaan bagi diri sendiri, selalu ingin melakukan perbuatan baik di hadapan manusia untuk mendapatkan pujian manusia. Di bawah pemerintahan surgawi kerajaan, kita tidak diperbolehkan melakukan apa pun di dalam daging untuk mendapatkan pujian manusia, tetapi harus melakukan segala hal di dalam roh untuk menyenangkan Bapa Surgawi kita.
Patut disayangkan, hari ini tidak sedikit orang Kristen yang berlomba-lomba melakukan perbuatan baik guna mendapatkan pujian dan kemuliaan manusia. Tidak hanya di dunia sekuler orang mencari ketenaran, dalam dunia rohani pun tidak sedikit yang mencari popularitas dengan cara melakukan suatu perbuatan baik secara terbuka. Memamerkan perbuatan baik kita di muka umum sungguh tidak sesuai dengan sifat dari hayat ilahi Bapa yang tersembunyi itu.

Mat. 6:1-4; Yoh. 1:18

Hasil dari melakukan perbuatan benar secara tersembunyi ialah ego dan daging kita disalibkan. Dalam masyarakat hari ini jika orang-orang tidak diperbolehkan memamerkan perbuatan baik mereka, dapat dipastikan bahwa mereka akan enggan melakukannya. Dalam hal pengumpulan dana misalnya. Momen ini biasanya memberikan kesempatan bagi para donatur untuk pamer. Semakin besar kesempatan untuk pamer, semakin bergairah orang untuk memberikan donasi. Semakin besar donasi yang disumbangkan, semakin besar kemuliaan manusia yang didapatkan. Inilah ekspresi daging! Betapa memalukannya bila gereja Tuhan hari ini dipenuhi dengan orang-orang yang mencari kemuliaan bagi diri sendiri.
Prinsip dasar kita sebagai umat kerajaan dalam melakukan perbuatan benar ialah tidak memamerkan diri kita. Sedapat mungkin, sembunyikanlah diri kita, tutupilah diri kita, dan lakukanlah segala kebajikan yang tersembunyi di hadirat Bapa surgawi. Perbuatan benar yang kita lakukan secara tersembunyi dapat diibaratkan sebagai akar dari suatu tanaman. Apakah akar? Akar adalah bagian yang tidak kelihatan dari suatu tanaman. Akar terpendam di dalam tanah. Jadi akar melambangkan kehidupan kita yang rahasia dan tersembunyi. Orang yang tidak memiliki akar di hadapan Bapa, kehidupan rohaninya pasti layu dan gersang. Orang yang tidak memiliki kehidupan yang rahasia dan tersembunyi, yang memiliki sesuatu hanya di hadapan manusia, yang tidak mempunyai sesuatu yang tersembunyi di hadapan Bapa, pasti tidak mampu memikul salib.
Hari ini kita harus memeriksa diri sendiri di hadapan Allah, melihat berapa banyak hidup kita yang ada di hadapan manusia dan berapa banyak yang ada di hadapan Allah. Selain kesaksian kita di depan umum, pembacaan Alkitab, dan doa-doa, berapa banyak perkara yang kita lakukan secara tersembunyi? Jika kita tidak mempunyai satu pun yang tersembunyi, yang rahasia, berarti hidup kita tidak berakar. Tidak heran, begitu salib tiba, kita tidak mampu menanggungnya. Jika kita tidak bisa memelihara kehidupan yang tersembunyi di depan Bapa, cepat atau lambat akan ternyata bahwa kehidupan rohani kita begitu dangkal dan rapuh. Perkataan ini harus menjadi dorongan bagi kita.

Doa:
Ya Bapa, aku bersyukur atas terang firman-Mu yang menyingkapkan keadaan batiniahku. Ampunilah aku apabila selama ini sering mencari pujian manusia lebih daripada mencari perkenan-Mu. Bapa, aku mau belajar hidup menurut hayat ilahi-Mu, melakukan perbuatan benarku secara tersembunyi dan menempuh kehidupan yang tersembunyi di depan-Mu.

No comments: