Hitstat

15 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 2 Sabtu

Tanda-tanda yang Menyertai Pemberitaan Injil
Markus 16:20
Mereka pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Ayat Bacaan: Mzm. 72:18; Mrk. 16:20; Kis. 28:3-5

Apakah makna yang tersirat dari perkataan Tuhan dalam Markus 16:17-18 dan 20? Pertama-tama, bahwa kita harus dengan iman pergi memberitakan Injil. Kuasa yang Tuhan berikan kepada kita dalam pemberitaan Injil hanya akan efektif kalau kita pergi memberitakan Injil. Kalau kita tidak mau pergi memberitakan Injil, hanya berdiam diri di rumah, maka penyertaan dan kuasa Tuhan atas Injil tidak akan kita alami. Kalau kita tidak keluar memberitakan Injil, maka setan-setan tidak akan terusir, dan orang yang sakit pun tidak memperoleh kesembuhan. Kalau tidak ada yang keluar memberitakan, tidak ada orang yang akan diselamatkan (Rm. 10:14-15).
Kedua, ketika kita pergi memberitakan Injil, kita tidak sendirian, melainkan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman yang kita beritakan. Mengapa kita seringkali enggan memberitakan Injil? Salah satu alasannya mungkin karena kita mengira kita sendirian memberitakan; kita kurang nampak bahwa Tuhan turut bekerja dalam pemberitaan kita. Dalam memberitakan Injil, perkataan kita mungkin terbatas, tetapi Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas (Yoh. 3:34). Yang mampu menyelamatkan orang bukan kita, melainkan pekerjaan Allah melalui Roh-Nya. Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16), bukan kekuatan kita.
Ketiga, apakah ada tanda-tanda ajaib menyertai pemberitaan Injil kita atau tidak, kita tetap harus memberitakan Injil. Dalam kesempatan tertentu, Allah mau melalui tanda ajaib membuktikan bahwa Dialah Allah. Tetapi Allah tidak mau kita secara sembarangan mempertontonkan atau memamerkan tanda ajaib. Allah hanya mau melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Artinya, kalau Allah mau mengadakan tanda ajaib, maka terjadilah tanda ajaib. Kalau tidak, walaupun kita memaksa Allah melakukannya, Dia tidak akan melakukannya. Allah melakukan tanda ajaib menurut kehendak-Nya, bukan menurut keinginan kita. Ketika Paulus di pulau Malta, ia pernah digigit ular berbisa, dan ia mengibaskan ular itu ke dalam api (Kis. 28:3-5). Tetapi, sedikit pun ia tidak menggembar-gemborkan perbuatannya itu. Hanya orang yang kurang mengenal Allah yang suka menggembar-gemborkan tanda-tanda ajaib.

No comments: