Hitstat

18 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 3 Selasa

Hidup dalam Kerajaan Allah
Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Ayat Bacaan: Yoh. 18:36-37; Rm. 8:5-9; 14:17

Kerajaan Allah mutlak berbeda dengan kerajaan dunia. Dalam kerajaan dunia, segala sesuatunya bersifat materi, kelihatan, dan sementara; sedangkan dalam Kerajaan Allah, segala sesuatunya rohani, tidak kelihatan, dan bersifat kekal. Ketika Tuhan Yesus di bumi, banyak orang tidak mengerti apa yang Dia katakan dan lakukan. Kehidupan-Nya dikendalikan oleh suatu pemerintahan, bukan pemerintahan manusia, melainkan pemerintahan Allah; bukan oleh hukum manusia, melainkan oleh hukum Allah. Tuhan Yesus sepenuhnya hidup di dalam ruang lingkup Kerajaan Allah, bagi Kerajaan Allah, dan tunduk di bawah otoritas kuat kuasa Allah (Yoh. 18:36-37).
Kehidupan Tuhan Yesus di bumi dua ribu tahun yang lalu adalah suatu model kehidupan yang harus kita miliki hari ini. Tentu saja, kita tidak dapat meniru kehidupan-Nya secara luaran, tetapi kita dapat menempuh kehidupan yang sama melalui bersandar hayat-Nya. Hidup dalam Kerajaan Allah bukan masalah metode, melainkan dengan hayat apakah kita menempuh hidup. Bila kita hidup berdasarkan hayat ilahi, maka dengan sendirinya kita sudah berada di dalam ruang lingkup Kerajaan Allah dan berada di bawah pemerintahan Allah.
Hari ini bagaimanakah kita secara riil menempuh hidup di dalam ruang lingkup Kerajaan Allah? Melalui hayat-Nya di dalam kita, Allah sedang melaksanakan pemerintahan-Nya. Ketika kita hendak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan pemerintahan-Nya, Dia seringkali menegur kita, mengoreksi kita. Pada saat demikian, batin kita segera merasa tidak damai, gelap, dan tidak ada sukacita. Bila kita tetap bersikeras melakukannya, maka perasaan ini akan terus mengganggu kita. Hilangnya damai sejahtera dan sukacita menunjukkan bahwa secara pengalaman, kita tidak lagi hidup dalam ruang lingkup Kerajaan Allah.
Yang perlu kita lakukan hari ini adalah belajar menaati perasaan hayat di dalam kita. Perasaan apa yang ada di batin kita akan menunjukkan di manakah kita berada. Kerajaan Allah adalah perkara kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17). Jika suatu perkara membuat kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita, maka perkara itu harus kita lupakan (Rm. 8:5-9). Inilah jalan bagi kita untuk menempuh kehidupan di dalam dan bagi Kerajaan Allah.

No comments: