Hitstat

20 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 3 Kamis

Kehidupan yang Dipimpin oleh Roh
1 Korintus 6:17
Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

Ayat Bacaan: 1 Tes. 5:23; Ibr. 4:12; Gal. 5:16; 1 Kor. 6:17; 1 Tes. 5:16-19

Kebanyakan orang mencampuradukkan perihal roh dan jiwa, menganggap roh dan jiwa merupakan satu hal. Para psikolog menganalisis manusia dan membaginya menjadi dua bagian: metafisik dan fisik. Bagian fisik mengacu kepada tubuh, dan bagian metafisik mengacu kepada psikis, yaitu jiwa yang dibicarakan dalam Alkitab. Para psikolog itu mengatakan bahwa dalam tubuh manusia hanya ada jiwa. Namun Alkitab memberi tahu kita bahwa di dalam diri manusia, selain ada jiwa, juga ada roh.
Satu Tesalonika 5:23 tidak hanya membicarakan tentang “jiwa” tetapi “roh dan jiwa”. Roh dan jiwa merupakan dua hal yang berbeda. Karena itu Ibrani 4:12 membicarakan pemisahan jiwa dengan roh. Kalau kita ingin mempunyai pertumbuhan rohani yang benar dalam hayat, kita harus mampu membedakan roh dengan jiwa, sehingga kita dapat menyangkal jiwa, terlepas dari jiwa, dan hidup oleh Roh di hadapan Allah.
Dalam Galatia 5:16 Paulus menasihati kita agar hidup oleh Roh. Kehidupan dan perilaku orang Kristen adalah mutlak oleh Roh, bukan oleh daging. Roh di sini pasti adalah Roh Kudus yang tinggal dan berbaur dengan roh kita yang dilahirkan kembali. Hidup oleh Roh berarti membiarkan hidup kita diatur oleh Roh Kudus dari dalam roh kita. Hal ini berlawanan dengan hidup kita yang diatur oleh hukum Taurat dalam daging kita.
Satu Korintus 6:17 mengatakan,“Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Jika kita mau hidup oleh Roh, kita pasti tidak akan menuruti hawa nafsu daging. Kehidupan yang demikian tidak dapat dibuat-buat atau berpura-pura. Semua kepura-puraan akan berakhir dan tidak tahan uji. Yang kita perlukan adalah terus mengikatkan diri pada Tuhan, memelihara persekutuan dengan-Nya. Bagaimana caranya? Satu Tesalonika 5:16-19 memberi kita rahasianya: “Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal, ..., janganlah padamkan Roh.” Adakah cara yang lebih baik dari ini? Kita tidak dapat hidup di dalam roh sekali untuk selama-lamanya, tetapi setiap hari kita perlu berlatih hidup di dalam roh secara berkesinambungan, membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh itu.

No comments: