Hitstat

15 January 2009

Lukas Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu yang Sesak Itu!
Lukas 13:24
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.”

Ayat Bacaan: Luk. 13:24-27; Ef. 2:13; Ibr. 10:19, 22; Rm. 8:4

Karena kondisi gereja telah merosot dan terusak, maka Tuhan memberikan dorongan kepada kita agar berjuang untuk masuk ke dalam Kerajaan melalui pintu yang sesak. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, ada seorang bertanya kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” (Luk. 13:23). Meskipun pertanyaan ini agak bodoh atau kabur, tetapi Tuhan menjawabnya dengan sangat jelas: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!...” (Luk. 13:24).
Kata “masuk” di sini bukan hanya berarti diselamatkan; terlebih masuk ke dalam Yobel yang penuh, yakni masuk ke dalam kenikmatan yang penuh akan Kerajaan Allah, bukan hanya pada zaman ini melainkan juga pada zaman yang akan datang. Untuk dapat masuk ke dalam kenikmatan yang penuh atas Kerajaan Allah, setiap kita di jaman ini harus berjuang, bergumul, tidak bisa bersantai-santai sambil mengharapkan suatu hari kelak dapat masuk.
Kalau di jaman ini kita tidak berjuang untuk masuk melalui pintu yang sesak itu, maka ketika Tuhan datang dengan Kerajaan-Nya, Dia akan berkata kepada kita, “Aku tidak tahu dari mana kamu datang” (Luk. 13:25). Kalimat ini berarti Tuhan tidak mengapresiasi kita, tidak memperkenan kita, terlebih tidak memberikan pujian apa pun kepada kita. Bukan hanya itu, Dia juga akan berkata, “... enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan” (Luk. 13:27). Perkataan Tuhan di sini sungguh amat serius!
Apakah pintu yang sesak itu, dan bagaimanakah melaluinya? Saudara Watchman Nee dalam bukunya yang berjudul Kehidupan Orang Kristen yang Normal mengatakan bahwa pintu yang sesak adalah sebuah pos pertobatan dan iman, yang olehnya kita bisa menghampiri Allah (Ef. 2:13). Pintu ini membawa kita berjalan pada jalan yang senantiasa bersekutu dengan Tuhan. Agar kita dapat melaluinya, dapat senantiasa mendekati Allah, maka setiap hari kita memerlukan darah adi Tuhan (Ibr. 10:19, 22). Segera setelah kita melewati pintu yang sesak itu, barulah kita dapat berjalan dalam ketaatan kepada Roh itu (Rm. 8:4). Hanya melalui pertobatan, iman, dan ketaatan kepada Roh itu, kita dapat masuk ke dalam kenikmatan yang penuh atas Yobel.

No comments: