Hitstat

26 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 2 Selasa

Seorang Perempuan Mencari Dirham  yang Hilang

Lukas 15:8

Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

 

Ayat Bacaan: Luk. 15:8-10; Rm. 1:21; Yoh. 16:8

 

Manusia adalah harta milik Allah. Dalam perumpamaan yang kedua, Tuhan Yesus menggambarkan manusia yang terhilang sebagai satu keping mata uang dirham yang hilang, dan Allah sebagai pemilik dirham tersebut mencarinya, bagaikan seorang perempuan yang menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya (Luk. 15:8). Hal ini menunjukkan betapa berharganya satu jiwa di hadapan Allah. Dia tidak rela kehilangan satu “dirham” pun.

Perempuan yang mencari dirham yang hilang melambangkan Allah Roh Kudus datang ke dalam hati kita untuk mencari kita. Pertama-tama, perempuan ini mencari dengan menyalakan pelita. Ini membuktikan bahwa batin dari seorang yang berdosa adalah gelap. Roma 1:21 mengatakan bahwa pikiran orang berdosa telah menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh telah menjadi gelap. Oleh sebab itu, dalam pencarian-Nya, Allah Roh perlu lebih dahulu menerangi batin kita dengan firman-Nya melalui pemberitaan Injil.

Tidak hanya gelap, kondisi batin orang berdosa juga kotor. Itulah sebabnya Allah Roh perlu menyapu hati kita, memeriksa setiap sudut hati kita, dan menggerakkan hati kita sehingga hati kita gelisah dan menyadari perlunya kita diselamatkan. Setelah Roh Kudus menerangi dan bergerak di dalam kita, kini kita mulai memikirkan masa lampau, sekarang dan yang akan datang;  kita mulai memikirkan dosa, kebenaran, dan penghakiman Allah (Yoh. 16:8). Pada titik ini, bila kita patuh kepada terang Injil dan gerakan Roh Kudus, maka Dia akan memimpin kita kepada pertobatan. Pertobatan yang demikian ini membuat Allah dan para malaikat-Nya bersukacita (Luk. 15:9-10).

Dalam perumpamaan di atas, kita melihat bahwa Roh Kudus bahkan rela mencurahkan seluruh diri-Nya untuk mencari satu jiwa yang hilang. Dia tidak menunggu sampai banyak jiwa terhilang, baru mulai bekerja. Ini memperlihatkan kepada kita betapa kuatnya kasih yang Allah miliki terhadap manusia. Saudara saudari, jika kita ingin melayani Tuhan dengan tepat, kita harus membangkitkan minat yang kuat dan kasih yang tulus terhadap jiwa yang terhilang. Kalau tidak, sangat sulit bagi kita untuk memimpin orang kepada pertobatan.

No comments: