Hitstat

24 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 2 Minggu

Kasih Trinitas Ilahi Melampaui Kejatuhan Orang Berdosa

Lukas 15:2-3

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka.

 

Ayat Bacaan: Luk. 15:1-32; Mzm. 34:9

 

Dalam menjawab orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap dirinya benar, yang menghakimi Dia karena makan dengan orang-orang dosa, Tuhan Yesus membicarakan tiga perumpamaan yang menyingkapkan dan menggambarkan bagaimana Trinitas Ilahi bekerja membawa orang-orang dosa kembali, melalui Putra, oleh Roh, kepada Bapa.

Pertama-tama, Putra datang dalam keinsanian-Nya sebagai Gembala untuk menemukan orang dosa sebagai domba yang hilang dan membawanya kembali ke rumah (Luk. 15:4-7). Kemudian, Roh itu mencari orang dosa seperti perempuan yang dengan teliti mencari dirham yang hilang sampai ia menemukannya (Luk. 15:8-10). Akhirnya, Bapa menerima orang dosa yang bertobat dan kembali yang dilambangkan sebagai sebagai bapa yang menerima anaknya yang hilang (Luk. 15:11-32).

Seluruh Trinitas Ilahi memustikakan orang dosa dan mengambil bagian dalam membawa dia kembali kepada Allah. Ketiga perumpamaan itu menekankan kasih Trinitas Ilahi melebihi kejatuhan dan pertobatan orang dosa yang menyesal. Kasih ilahi diekspresikan sepenuhnya dalam perhatian yang lemah lembut dari Putra sebagai gembala yang baik, dalam pencarian yang teliti dari Roh sebagai pengasih harta, dan dalam penerimaan yang hangat  dari Bapa sebagai bapa yang mengasihi.

Allah bukan hanya kudus, adil, lebih-lebih adalah kasih. Kudus adalah sifat Allah, adil adalah cara kerja Allah, kasih adalah hati Allah. Allah hanya mempunyai satu hati, hati ini adalah kasih. Meskipun Allah menurut sifat-Nya, berdasarkan cara kerja-Nya memperlakukan kita, tapi Dia lebih-lebih dengan hati-Nya memperlakukan kita. Hati lebih besar daripada sifat, hati lebih tinggi daripada cara kerja. Allah dengan hati kasih-Nya memperlakukan kita.

Banyak orang mengira bahwa Allah itu sangat serius, menakutkan, keras hati. Tetapi mereka yang telah mencicipi kemanisan-Nya memberitahu kita, “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” (Mzm. 34:9). Manusia yang bermusuhan dengan Allah justru adalah orang yang dikasihi Allah.

No comments: