Hitstat

21 January 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 1 Kamis

Tiga Syarat Untuk Menjadi Murid Tuhan

Lukas 14:26

Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

 

Ayat Bacaan: Luk. 14:25-33; Gal. 2:20; Rm. 6:3, 6; Kol. 2:20-21; Yoh. 19:17-18

 

Dalam Lukas 14:25-33, Tuhan menyingkapkan harga yang harus dibayar untuk mengikuti Dia kepada orang banyak yang berduyun-duyun mengikuti-Nya. Untuk menjadi murid Tuhan, kita setidaknya perlu memperhatikan tiga hal. Pertama-tama, kita perlu mengesampingkan hubungan alamiah (Luk. 14:26). Ayah, ibu, istri, suami, anak-anak, saudara laki-laki, saudara perempuan, atau hayat jiwa kita sendiri seringkali menjadi penghalang dalam kita mengikuti Tuhan. Mengapa? Sebab tak jarang Iblis bersembunyi di balik hubungan alamiah kita dengan sanak keluarga, bahkan memperalat mereka untuk melunturkan persembahan diri kita. Itulah sebabnya di sini Tuhan berkata bahwa kita harus membenci hubungan alamiah kita.

Kedua, agar dapat menjadi murid Tuhan, kita harus memikul salib kita dan mengikut Tuhan (Luk. 14:27). Sasaran salib bukanlah penderitaan melainkan pengakhiran orang itu. Kaum beriman dalam Kristus telah disalibkan (diakhiri) bersama Dia (Gal. 2:20, Rm. 6:6). Setelah disatukan dengan Kristus melalui iman, kita seharusnya tinggal di atas salib, membiarkan manusia lama kita di bawah pengakhiran salib (Rm. 6:3, Kol. 2:20-21). Inilah memikul salib kita sendiri. Kristus memikul salib lebih dulu dan kemudian disalibkan (Yoh. 19:17-18). Tetapi kita, kaum beriman dalam Kristus, disalibkan lebih dahulu dan kemudian memikul salib, supaya kita boleh tinggal dalam pengakhiran manusia lama kita. Hanya dengan jalan demikian, kita dapat mengalami dan menikmati Kristus sebagai hayat dan suplai hayat kita.

Ketiga, untuk menjadi murid Tuhan, kita perlu melepaskan diri dari segala milik kita (Luk. 14:33). Apa saja yang tidak cocok dengan Allah, yang berlawanan dengan Allah, yang menggantikan Allah, semuanya harus dikesampingkan. Kalau tidak demikian, kita tidak dapat menjadi murid-Nya. Meninggalkan segala sesuatu di belakang kita berarti melepaskan pikulan berat dan dibebaskan. Selama ini mungkin Anda dibebani oleh kedudukan, kekayaan, dan kekhawatiran akan masa depan Anda. Anda perlu dibebaskan dari pikulan berat itu. Oleh sebab itu, kita perlu berpaling kepada Tuhan, membiarkan Dia menduduki kita sehingga Dia dapat dengan limpah membaurkan diri-Nya ke dalam kita.

No comments: