Hitstat

11 July 2009

Yohanes Volume 4 - Minggu 2 Minggu

Tujuan Hayat: Menghasilkan Gereja (Rumah Perjamuan)
Yohanes 12:1-2
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Ayat Bacaan: Yoh. 12:1-2

Prinsip hayat ialah mengubah maut menjadi hayat (Yoh. 2:1-11); tujuan hayat ialah membangun rumah Allah (Yoh. 2:12-22). Mulai dari Yohanes pasal tiga, kita melihat ada sembilan kasus yang menyatakan Kristus sebagai hayat mampu mengatasi setiap macam keperluan manusia, supaya tujuan Allah tercapai. Kesemuanya ini pada akhirnya membawa kita ke pasal 12, yakni terbentuknya miniatur kehidupan gereja. Saat manusia menerima Kristus sebagai hayat mereka, segera terbentuklah gereja. Gereja, yang dilambangkan dengan rumah perjamuan dalam pasal 12, adalah tempat di mana Tuhan mendapat perhentian dan kepuasan.
Dalam Yohanes pasal 12, kita nampak sebuah miniatur gereja. Dalam pasal 11 Tuhan membangkitkan Lazarus dari kematian. Kebangkitan itu kemudian menghasilkan miniatur kehidupan gereja. Asalnya kita semua ini adalah orang mati. Kemudian Tuhan datang membangkitkan kita. Setelah kita dibangkitkan, kita menjadilah gereja. Sebab itulah dalam pasal 11 kita nampak Lazarus dibangkitkan dan di dalam pasal 12 kita nampak bahwa orang yang telah dibangkitkan menjadi tempat di mana Tuhan dapat beristirahat dan menemui kepuasan. Inilah gereja, sebuah rumah perjamuan.
Dengan membuat diri-Nya menjadi hayat kebangkitan terhadap kaum beriman-Nya, Dia beroleh sebuah rumah. Rumah itu dapat dianggap miniatur gereja-Nya. Di satu pihak, Dia ditolak oleh Yudaisme dan Dia juga meninggalkannya; di pihak lain, Dia mendapatkan rumah di mana Dia bisa bersemayam dan beristirahat. Dia telah mempunyai tempat yang memberi kesempatan kepada-Nya untuk duduk berpesta dan mendapatkan kepuasan.
Di luaran, rumah kecil di Betania ini memang tidak menarik, akan tetapi di dalamnya penuh perjamuan, perhentian, dan kepuasan. Bukan hanya Tuhan Yesus sendiri yang berpesta dan beristirahat, tetapi juga setiap orang yang berada di sana. Kehidupan gereja seharusnyalah demikian. Kita dan Dia bersama-sama beroleh perhentian. Dia berpesta bersama kita dan kita berpesta bersama Dia. Setiap orang menikmati perhentian dan setiap orang dipuaskan. Inilah kehidupan gereja yang mustika, manis, dan mesra.

No comments: