Hitstat

04 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 4 Sabtu

Jadilah Kehendak Tuhan
Kisah Para Rasul 21:13-14
Paulus menjawab, “... aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem demi nama Tuhan Yesus ...”. Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata, “Jadilah kehendak Tuhan!”

Ayat Bacaan: Kis. 21:13-14; 19:21; 20:22; 21:4; 23:11

Perkara Paulus pergi ke Yerusalem adalah kehendak Tuhan. Ketika dia di Efesus, dia mendapat wahyu, sehingga rohnya sangat jelas bahwa telah ditetapkan bahwa dia harus ke Yerusalem dan ke Roma. Kisah Para Rasul 19:21 berkata bahwa Paulus memutuskan untuk pergi ke Yerusalem. Kata ’memutuskan’ bahasa aslinya adalah ‘di dalam rohnya memutuskan’, artinya perkara ini bukanlah berasal dari dagingnya, melainkan berasal dari rohnya yang mendapat petunjuk, kemudian ia memutuskan. Kemudian dalam Kisah Para Rasul 20:22 Rasul Paulus berkata, “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ.” “Tawanan Roh” artinya bahwa di dalam rohnya tidak ada kebebasan, tidak ada pilihan, hanya tahu bahwa kehendak Tuhan menginginkan dia untuk pergi ke Yerusalem, meskipun dia masih belum tahu apa yang akan terjadi atas dirinya di sana.
Ketika para murid melihat apa yang akan terjadi pada Paulus, karena itu terus meminta Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem. Roh Kudus melalui nabi Agabus juga bersaksi bahwa sengsara dan belenggu menunggu dia di depan. Namun, karena Paulus di dalam rohnya telah jelas tentang kehendak Allah, maka tetap teguh untuk pergi, tidak mau menerima nasihat mereka. Pada saat itu para murid hanya berkata, “Jadilah kehendak Tuhan!” Paulus jelas akan kehendak Tuhan, karena itu sangat teguh. Dalam Kisah Para Rasul 23:11 Tuhan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
Seorang saudara mungkin berencana untuk pergi ke suatu tempat. Ia harus dapat berkata, “Aku jelas bahwa kepergianku adalah kehendak Tuhan” dan ia masih harus yakin bahwa dalam kepergiannya kali ini, Allah pergi bersamanya dan lebih banyak berbaur dengannya. Karena itu, dalam setiap perkara, tidak cukup hanya mengatakan bahwa kita sedang mengerjakan kehendak Allah. Kita juga harus dapat mengatakan bahwa ini adalah Allah yang berbaur dengan kita yang melakukan pekerjaan-Nya. Inilah kehendak Tuhan.

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan...hendaklah kamu penuh dengan Roh. (Ef. 5:17-18)

No comments: