Hitstat

20 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 3 Senin

Hati Nurani yang Murni di Hadapan Allah
Kisah Para Rasul 23:1
Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata, “Saudara-saudara, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.”

Ayat Bacaan: Kis. 24:16; Mal. 3:2-31; Tim. 1:5, 19, 3:9; Tit. 1:15

Rasul Paulus mengatakan bahwa ia hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah (Kis. 23:1). Arti dari hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah adalah dalam hidupnya, Paulus memiliki hati nurani yang suci yang dibersihkan dari campuran apa pun (1 Tim. 3:9). Ia tidak memiliki motivasi yang lain selain Allah, dan Allah berkenan terhadap dirinya. Di antara rasul dan Allah tidak terdapat sekatan apapun.
Allah ingin hati nurani kita murni (1 Tim. 1:5). Setelah percaya Tuhan, setiap orang Kristen harus melatih hati nuraninya agar tetap murni di hadapan Allah. Kemurnian tidak saja menuntut penumpasan dosa dan daging, bahkan juga benda-benda, manusia, dan perkara-perkara yang bukan berasal dari Allah pun harus ditumpas.
Agar dapat mempertahankan hati nurani yang murni, pertama-tama kita perlu mempunyai kebiasaan mengaku dosa. Setiap kali hati nurani kita memberitahukan dosa-dosa kita dalam apa yang kita pikirkan, tuturkan dan lakukan, apabila kita enggan mengakui dan membereskannya, dosa-dosa itu akan bertumpuk di dalam kita sehingga hati nurani kita menjadi cemar dan tumpul (Tit. 1:15). Kedua kita perlu menanggalkan segala sesuatu yang bukan berasal dari Allah. Apa yang Allah inginkan, itu juga yang kita inginkan dan apa yang tidak Allah inginkan, kita rela menanggalkannya, karena hati kita hanya mau Allah.
Misalnya, seorang saudari bersaksi bahwa selama berdoa ia diterangi Tuhan untuk tidak lagi memakai gaun-gaun yang modis. Ia merasakan Tuhan menunjuk gaunnya yang modis itu dan memberinya perasaan bahwa ia tidak dapat memakai gaun itu lagi. Inilah penerangan Roh Kudus yang bersinar di atas dirinya, sehingga gadis itu berdoa, “Tuhan, ampuni aku, dan selamatkan aku dari gaun yang modis ini.” Bukan masalah baik atau tidak baik, melainkan murni atau tidak murni (Mal. 3:2-3). Kesulitan kita hari ini adalah kita tidak taat dalam hal penanggulangan atau tidak menanggulangi dengan serius. Seberapa murni hati nurani kita di hadapan Allah tergantung pada seberapa besar ketaatan kita terhadap Allah.

Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka. (1 Tim. 1:19)

No comments: