Hitstat

07 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 1 Selasa

Paulus Mengajarkan untuk Melepaskan Hukum Musa
Kisah Para Rasul 21:21a
Tetapi mereka mendengar tentang engkau bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa...

Ayat Bacaan: Kis. 21:21; Gal. 2:19

Setelah menyebut beribu-ribu orang Yahudi telah percaya dan bergairah untuk hukum Taurat, Yakobus melanjutkan berkata bahwa Paulus telah mengajar semua kaum beriman perlu melepaskan hukum Musa, tidak melaksanakan sunat dan tidak hidup menurut adat istiadat mereka (Kis. 21:21). Sebenarnya ini sesuai dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Mengesam-pingkan ekonomi Perjanjian Lama bukanlah suatu kemurtadan. Sebaliknya, itu adalah bagian dari pelaksanaan kebenaran. Dalam Surat Galatia Paulus dengan jelas mengatakan bahwa hukum Taurat telah disingkirkan, dan bahwa ia mati untuk hukum Taurat. “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah” (Gal. 2:19). Di sini menyinggung dua sasaran; satu adalah hukum Taurat, satu adalah Allah. Agar Allah hidup, hukum Taurat harus mati. Tanpa hukum Taurat mati, Allah tidak bisa hidup.
Sebenarnya apakah hukum Taurat? Peraturan-peraturan, huruf-huruf, kemauan, keputusan, semuanya ini adalah hukum Taurat. Misalnya, seorang saudari merasa bahwa temperamennya sangat tinggi, sikapnya sombong. Ia lalu berketetapan bahwa sejak hari ini tidak akan begitu meledak-ledak, harus seperti anak domba. Ketetapan semacam ini adalah hukum Taurat. Bukan hanya sepuluh perintah adalah hukum Taurat, bukan hanya perintah dalam Alkitab adalah hukum Taurat, bahkan semua yang kita putuskan, pikirkan, dambakan, kehidupan yang ingin kita tempuh, semuanya adalah hukum Taurat.
Lalu, bagaimana caranya kita bisa mati oleh hukum Taurat supaya kita dapat hidup untuk Allah? Kita perlu mohon Allah membelaskasihani kita, agar kita bisa mengesampingkan seluruh peraturan, kemauan, kedambaan, yang baik, yang jahat, dari kehidupan manusia kita. Kemudian kita perlu membiarkan Allah memiliki kedudukan di dalam kita, bisa berkuasa, beroperasi, membawa kita menempuh hidup, menempuh jalan yang di depan. Mati adalah putus hubungan, hidup adalah senantiasa berhubungan. Memiliki hubungan terhadap hukum Taurat, berarti memutuskan hubungan terhadap Allah. Sekarang kita harus mati terhadap hukum Taurat dan hidup terhadap Allah. Setiap hari dan setiap saat ada persekutuan terhadap Allah melalui berbicara kepada-Nya.

Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. (Gal. 2:19a)

No comments: