Hitstat

05 October 2011

2 Korintus - Minggu 2 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:20-22


Dalam bahasa Yunani, "Kristus" berarti "Yang diurapi". Kristus, Yang diurapi ini, penuh dengan minyak urapan, penuh dengan pengurapan. Haleluya, Allah melekatkan para rasul bersama-sama dengan semua orang beriman kepada Dia yang diurapi ini! Karena kita telah dilekatkan kepada-Nya, maka minyak urapan ini mengalir ke atas kita.

Saya ingin Anda memperhatikan bahwa "melekatkan" dalam ayat 21 ini berbentuk kala kini (present tense), sedangkan "telah mengurapi" adalah kala purna (perfect tense). Ini sangat tidak lazim. Ini menunjukkan bahwa pengurapan itu terjadi sebelum pelekatan. Hal ini seharusnya membuat kita mengajukan pertanyaan ini: "Kapan kita diurapi?" Jawabannya adalah: kita diurapi ketika Kristus diurapi. Ketika Kepala diurapi, Tubuh juga diurapi. Mazmur 133 menggambarkan hal ini. Minyak urapan yang dicurahkan ke atas kepala Harun mengalir ke janggutnya dan kemudian ke jubahnya. Demikian juga, pengurapan itu dari atas Kepala mengalir turun ke Tubuh. Karena kita telah diurapi ketika Kristus diurapi, maka kita diurapi bahkan sebelum kita lahir. Namun, selama hidup kita, Allah melekatkan kita kepada Kristus. Allah melekatkan kita pada zaman sekarang ini, tetapi Dia mengurapi kita jauh sebelum kita lahir, yaitu ketika Kristus sendiri diurapi. Sekali lagi, sebagai anggota-anggota Tubuh, kita diurapi pada waktu yang sama ketika Kepala diurapi. Jika kita memahami hal ini, kita akan memahami mengapa kata kerja "melekatkan" dan "telah mengurapi" ini berbeda bentuk kalanya.

Kita tidak boleh menganggap bahwa pemeteraian dalam ayat 22 sebagai sesuatu yang terpisah dari pengurapan. Sebenarnya, pengurapan menyiratkan pemeteraian. Sewaktu kita diurapi, pengurapan ini menjadi pemeteraian. Dengan demikian kita menjadi berbeda dengan orang lain. Lagi pula, meterai ini membuat kita mengemban penampilan Allah. Misalnya, saya melekatkan satu tanda tertentu di atas selembar kertas dengan stempel karet dan tinta. Maka kertas itu segera dimeteraikan dan mengemban gambar stempel itu. Meterai itu adalah gambarnya. Sama prinsipnya, ketika Allah mengurapi kita, pengurapan itu adalah pemeteraian. Pengurapan membawa esens ilahi ke dalam kita, sama seperti stempel karet itu menerapkan elemen tinta kepada kertas itu. Pertama-tama Allah melalui pengurapan ini menambahkan esens diri-Nya sendiri kepada kita. Kemudian pengurapan ini memeteraikan kita dengan esens Allah dan membuat kita menjadi gambar Allah.

Allah melekatkan kita kepada Kristus menghasilkan tiga hal: pertama, pengurapan yang menyalurkan elemen Allah ke dalam kita; kedua, pemeteraian, supaya elemen-elemen ilahi terbentuk menjadi satu meterai, mengekspresikan gambar Allah; ketiga, jaminan, yang memberi kita pencicipan sebagai satu contoh dan garansi terhadap kenikmatan yang penuh akan Allah. Melalui ketiga pengalaman terhadap Roh yang mengurapi ini, bersama pengalaman salib, ministri Kristus dihasilkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 3

No comments: