Hitstat

29 October 2011

2 Korintus - Minggu 5 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:9-15


Ayat 8 hingga ayat 18 menggambarkan kehidupan para rasul menyatakan bahwa para rasul menempuh kehidupan tersalib dalam kebangkitan, atau memperhidupkan hayat kebangkitan di bawah pembunuhan salib, untuk menggenapkan ministri mereka.

Ayat 10 melanjutkan, "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." Membawa kepada kematian di sini berarti membunuh, mematikan; mengacu kepada pekerjaan maut, pekerjaan salib, yang diderita dan dilalui Tuhan Yesus. Ketika Tuhan di bumi, setiap hari Dia berada di bawah pembunuhan ini; hari demi hari Dia mengalami diletakkan di bawah kematian. Para rasul juga mengalami hal ini. Setiap hari mereka berada di bawah pembunuhan; setiap hari mereka diletakkan di bawah kematian.

Para rasul mengalami pekerjaan pembunuhan ini "supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." Kata "supaya" di sini juga berarti agar, hasil. Pembunuhan salib menghasilkan penyataan hayat kebangkitan. Pembunuhan sehari-hari ini adalah untuk melepaskan hayat ilahi dalam kebangkitan. Hayat dalam ayat 10 ini adalah hayat kebangkitan, yang Tuhan Yesus tempuh dan tampilkan melalui pekerjaan salib.

Penggilingan setiap hari yang terus-menerus bekerja untuk satu tujuan khusus: supaya kehidupan Yesus dapat ternyata di dalam tubuh kita. Hayat ini adalah hayat kebangkitan. Tuhan Yesus memperhidupkan hayat kebangkitan bahkan sebelum Dia tersalib. Hayat yang Dia tempuh di bumi adalah satu hayat kebangkitan. Hayat kebangkitan ini adalah satu hayat yang dapat melawan pembunuhan kematian.

Ayat 14 mengatakan, "Karena kami tahu bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Ia juga akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya." Ini menunjukkan bahwa para rasul menganggap diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang telah mati (1:9), karena untuk tujuan Tuhan, mereka selalu diserahkan kepada kematian (4:11). Satu-satunya harapan mereka ada di dalam Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus dan yang juga akan membangkitkan mereka. Mereka hidup dengan iman yang demikian.

Kasih karunia dalam ayat 15, menurut konteksnya, adalah Kristus yang hidup di dalam rasul sebagai hayat dan suplai hayat mereka agar mereka menempuh kehidupan salib bagi penyataan hayat kebangkitan, sehingga mereka bisa menggenapkan ministri mereka bagi perjanjian Allah yang baru. Sewaktu para rasul senantiasa berada di bawah pembunuhan ini, maka hayat senantiasa disalurkan kepada orang lain, dan kasih karunia melimpah-limpah karena makin banyaknya orang yang percaya. Hasilnya, ucapan syukur pun semakin melimpah. Paulus tidak mempedulikan penderitaan-penderitaan, karena ia menyadari bahwa dengan berada di bawah pembunuhan ini, maka hayat disalurkan kepada banyak orang dan hayat ini menjadi kasih karunia bagi mereka. Akibatnya, semua orang akan mengucapkan syukur kepada Allah. Inilah kehidupan yang ditempuh oleh para rasul, kehidupan yang tersalib untuk mengekspresikan hayat kebangkitan oleh kekuatan yang unggul dari harta yang ada di dalam bejana tanah liat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 10

No comments: