Hitstat

08 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:31; 2 Kor. 5:1


Dalam 5:1 Paulus mengatakan "kemah tempat kediaman kita di bumi," satu ekspresi yang agak khusus. Dalam Alkitab kemah adalah satu istilah khusus yang menunjukkan tempat kediaman Allah. Pemakaian kata ini dalam 5:1 oleh Paulus menunjukkan bahwa tempat kediaman kita juga adalah tempat kediaman Allah. Lagi pula, kemah ini bukan hanya tempat kediaman bagi Allah dan kita, tetapi juga satu tempat bagi kita untuk menyembah Allah. Hari ini tubuh jasmani kita adalah sebuah kemah, sebuah bait. Tubuh jasmani kita, yang di dalamnya pribadi manusia kita berhuni, bukan hanya bagi hidup kita, tetapi juga bagi penyembahan kepada Allah. Inilah alasan Paulus menyebut tubuh kita sebagai satu "kemah tempat kediaman."

Pemikiran Paulus di sini sangat dalam. Pemikirannya sepenuhnya dijenuhi dengan Allah. Dia benar-benar matang dan masak. Karena itu, ia rindu untuk diangkat. Ia tidak ingin tidak berpakaian; ia rindu mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi. Bila Anda memiliki kerinduan yang demikian, kedambaan yang demikian, Anda adalah seorang beriman yang matang, yang siap untuk dituai, siap untuk dipanen.

Selain damba diangkat, kita juga perlu satu ambisi untuk mencari perkenan Tuhan. Paulus membicarakan tentang hal ini dalam ayat 9: "Sebab itu juga kami berusaha, supaya kami berkenan kepada-Nya, baik kami tinggal di dalam tubuh ini, maupun kami tinggal di luarnya." Setelah menggambarkan kerinduannya untuk mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi dalam 5:1-8, Paulus selanjutnya membicarakan mengenai ambisi untuk mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia (5:9-15). Ambisi dalam ayat 9 ini berarti bergairah untuk sasaran yang besar, berusaha sekuat tenaga, untuk mencari perkenan Tuhan. Baik "tinggal di dalam tubuh ini, maupun tinggal di luarnya," ini adalah ambisi Paulus. Frase "di dalam tubuh" dan "di luar tubuh" berarti hidup dan tetap tinggal dalam tubuh, atau mati dan tinggal bersama Tuhan.

Dalam ayat 9 ini Paulus seolah-olah berkata, "Aku berambisi untuk mencari perkenan Tuhan. Aku telah matang dan siap diangkat. Tidak ada lagi yang perlu aku lakukan. Tetapi sewaktu aku menantikan hal ini, aku memiliki satu hal di dalam hatiku -- mencari perkenan Tuhan. Aku tidak memiliki ambisi, tujuan, atau sasaran lainnya. Satu-satunya ambisiku adalah mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia."

Mengapa dalam 5:9 Paulus membicarakan tentang hidup kepada Tuhan dan bukan hidup oleh Dia, untuk Dia, atau bersama Dia? Untuk menjawab pertanyaan ini, akan sangat membantu bila kita membaca Galatia 2:19: "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk (kepada) Allah." Meskipun frase "hidup untuk (kepada) Allah" ini sulit untuk didefinisikan, tetapi kaya dalam implikasinya. Dalam Galatia 2:19 Paulus mengatakan bahwa ia hidup kepada Allah, bukan hidup kepada hukum Taurat. Hidup kepada hukum Taurat berarti kita berada di bawah hukum Taurat, dipimpin oleh hukum Taurat, dikendalikan oleh hukum Taurat, dan bertanggung jawab untuk memenuhi hukum Taurat. Hidup kepada Allah, atau kepada Tuhan, berarti kita berada di bawah pimpinan dan pengendalian Tuhan, kita mau memenuhi tuntutan-tuntutan-Nya, memuaskan kedambaan-kedambaan-Nya, dan menyelesaikan apa yang Dia inginkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 13

No comments: