Hitstat

19 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:20


Beban saya dalam berita ini adalah menunjukkan bahwa dalam kata pendahuluan untuk 2 Korintus ini, Paulus menyajikan dirinya sendiri kepada kaum beriman di Korintus sebagai satu teladan yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Paulus sepertinya hendak berkata, "Hai orang-orang Korintus, dalam Surat Kirimanku yang pertama, aku telah memberikan kepadamu satu wahyu tentang apa artinya memperhidupkan Kristus bagi gereja. Sekarang aku tahu bahwa kamu juga memerlukan teladan dari kehidupan yang demikian. Dalam Surat Kirimanku yang kedua ini, aku menyajikan diriku sendiri kepadamu sebagai teladan yang hidup ini. Aku meminta kamu melihat aku dan melihat bahwa aku tidak menaruh kepercayaan pada diriku sendiri. Kepercayaanku sepenuhnya terletak pada Allah kebangkitan. Karena aku menaruh kepercayaanku pada Dia, maka aku memperhidupkan Kristus. Lagi pula, kapan saja aku memutuskan sesuatu, aku membuat keputusan dengan mengambil Kristus sebagai pribadiku. Aku adalah orang yang dilekatkan dengan teguh kepada Kristus, yaitu kepada Dia yang diurapi Allah. Dia adalah Kristus Allah yang setia, Allah yang pada-Nya tidak ada bayangan karena perubahan. Karena itu, aku, Paulus, bersatu dengan Allah Tritunggal." Inilah orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Tujuan Paulus dalam memperhidupkan Kristus adalah agar pemerintahan Allah dapat dilaksanakan melalui gereja. Jika kita ingin tahu cara memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita perlu memperhatikan kehidupan Paulus dan belajar darinya. Ia adalah pola kita, teladan kita.

Di antara Surat-surat Kiriman yang ditulis oleh Paulus, 2 Korintus inilah yang khusus. Surat Kiriman ini dibuka dengan kesaksian pribadi Paulus. Kesaksian ini tidak diberikan secara singkat, melainkan, disajikan secara rinci. Paulus memberi tahu orang-orang Korintus bahwa ia tidak ingin mereka tidak tahu tentang penderitaan-penderitaan yang mereka alami di Asia. Ia ingin kaum beriman di Korintus tahu bahwa para rasul sangat tertekan, bahwa tekanan penderitaan itu begitu berat hingga melampaui kapasitas mereka untuk menahannya. Mereka bahkan putus asa untuk hidup dan merasa bahwa mereka sudah dijatuhi hukuman mati. Menurut perasaan dan pemahaman mereka, mereka akan mati. Mengapa Allah menaruh mereka ke dalam situasi yang demikian? Allah melakukan hal ini karena Dia menghendaki mereka diakhiri. Karena itu, Paulus dapat berkata, "Maksud Allah adalah mengakhiri kita. Dia tidak ingin kita sendiri lagi yang hidup. Sebaliknya, Dia ingin Kristus hidup di dalam kita."

Kita semua perlu mengalami pemotongan batini secara riil, supaya kita dapat diakhiri. Tuhan bahkan akan memakai orang-orang kudus dalam kehidupan gereja untuk menggenapkan hal ini bagi kita. Di satu aspek, kehidupan gereja adalah kehidupan yang membunuh, kehidupan yang mengakhiri. Puji Tuhan bahwa kita rela dibunuh karena kedambaan kita adalah memperhidupkan Kristus.

Jika kita memperhidupkan Kristus, kepercayaan kita akan berada di dalam Allah kebangkitan, di dalam Allah yang membangkitkan orang mati. Kemudian kita akan berperilaku di dalam kasih karunia Allah, dan kita akan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia, dengan Kristus yang adalah ya yang unik. Terima kasih kepada Tuhan bahwa dalam semua ayat dari 2 Korintus 1 ini, kita melihat bahwa Paulus adalah satu teladan yang memperhidupkan Kristus bagi gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 16

No comments: