Hitstat

07 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:9-15


Kita telah menunjukkan bahwa kualifikasi dasar seorang minister dari perjanjian yang baru adalah disusun dengan Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Penyusunan ini adalah dasar, pondasi, dari kualifikasi itu. Hari ini kita juga memerlukan pondasi ini. Dalam melakukan sesuatu atau mempelajari sesuatu, kita memerlukan satu dasar. Jika kita ingin menjadi para minister dari perjanjian yang baru, kita harus memiliki satu susunan sebagai kualifikasi dasar.

Kualifikasi yang kedua para minister dari perjanjian yang baru adalah berperilaku untuk memancarkan Injil. Perilaku dan tingkah laku mereka berdasar pada penyusunan ini. Karena mereka telah disusun dengan cara tertentu, maka mereka dapat menempuh satu kehidupan yang mengekspresikan kebenaran dan memancarkan kemuliaan Injil. Mereka tidak perlu memutuskan untuk berbuat sesuatu agar diri mereka dapat memancarkan Injil. Tidak, di luar kesadaran mereka dan maksud mereka, hanya dengan cara mereka hidup, ada satu pancaran dari diri mereka. Penyusunan mereka itu menjadi pancaran mereka. Misalnya, arang tidak dapat bersinar, sedangkan koin emas dapat bersinar. Di antara arang dan emas ada satu perbedaan susunan. Karena susunannya, para rasul dapat memancarkan kemuliaan Injil. Mereka tidak perlu memberitakan, karena diri mereka sendiri adalah pancaran Injil itu.

Ketiga, para rasul menempuh kehidupan tersalib. Hari demi hari mereka berada di bawah penggilingan. Sebagaimana Yesus orang Nazaret menempuh kehidupan tersalib, demikian juga para rasul menempuh kehidupan semacam ini. Tuhan Yesus disalibkan sepanjang hidup-Nya. Dia menempuh kehidupan tersalib sejak Dia lahir di palungan. Kemudian melalui seumur hidup-Nya, secara berkesinambungan Dia disalibkan. Dia berada di bawah penggilingan, pembunuhan, dan diletakkan pada kematian. Tetapi pembunuhan itu memberi kesempatan kepada-Nya untuk menyatakan hayat kebangkitan dari dalam-Nya. Sebelum Kristus benar-benar dipaku di atas salib, Dia telah menempuh kehidupan tersalib. Demikian juga, sebelum Kristus bangkit, hayat kebangkitan ini telah diekspresikan di dalam-Nya.

Dalam ministri mereka, di satu pihak, para rasul adalah tawanan-tawanan dalam perarakan kemenangan Tuhan. Di pihak lain, mereka adalah orang-orang yang tersalib, orang-orang yang setiap hari menempuh kehidupan tersalib. Mereka diletakkan pada kematian, disalibkan, bukan hanya oleh para penentang mereka, bahkan oleh kaum beriman. Dengan membaca kitab 1 Korintus kita dapat melihat bahwa kaum beriman Korintus meletakkan para rasul pada salib. Inilah sebabnya Paulus berkata, "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut" (1 Kor. 15:31). Setiap hari ia diletakkan pada kematian. Inilah menempuh kehidupan tersalib untuk mengekspresikan hayat kebangkitan dan membuat segala sesuatu yang diministrikan oleh para rasul kepada orang lain adalah sejati.

Di bawah penggilingan ini, manusia lahiriah para rasul dihabisi. Tetapi pada saat itu juga manusia batiniah mereka diperbarui. Mereka disusun dengan Allah Tritunggal, mereka berperilaku menurut susunan ini untuk memancarkan kemuliaan Injil, dan mereka menempuh kehidupan tersalib untuk menghabisi manusia lahiriah dan memperbarui manusia baru. Inilah kualifikasi-kualifikasi mereka untuk menjadi para minister dari perjanjian yang baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 13

No comments: