Hitstat

04 May 2012

Galatia - Minggu 3 Jumat

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:1-14 Paulus berkata selanjutnya dalam ayat 3, "Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya." Ini menunjukkan bahwa dalam pergerakannya untuk kesaksian Tuhan, Paulus tidak mempedulikan pemeliharaan hukum Taurat. Paulus sengaja tidak menyuruh Titus untuk disunatkan. Tujuan Paulus ialah memelihara kebenaran. Karena di dalam Kristus praktek sunat sudah berlalu, menyunatkan orang beriman akan membuat kebenaran itu menjadi kabur. Karena itu, Paulus tidak memaksa Titus menyunatkan dirinya. Paulus menyambung dalam ayat 4-5, "Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhamba kita. Tetapi sesaat pun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka." Saudara-saudara palsu adalah penganut agama Yahudi yang memutarbalikkan Injil Kristus dengan diam-diam memasukkan pemeliharaan hukum Taurat ke dalam gereja dan menyusahkan saudara-saudara yang murni dalam Kristus (1:7). Kebebasan yang disebut Paulus di sini adalah kebebasan dari belenggu hukum Taurat. Perhambaan di sini ditujukan kepada perhambaan di bawah hukum Taurat. Saudara-saudara palsu yang tidak ditolerir Paulus ini telah menyebarkan konsepsi bahwa kaum beriman harus disunat dulu baru dapat beroleh selamat. Paulus menentang mereka dan tidak mau mundur sesaat pun. Ia tidak mau tunduk kepada mereka yang berusaha merusak kebebasan kita dalam Kristus dan membawa kita ke dalam perhambaan. Bebas di dalam Kristus berarti menikmati kemerdekaan dari belenggu hukum Taurat berikut tuntutan sunatnya. Semua orang beriman sekarang telah bebas dari kewajiban hukum Taurat, terutama dari kewajiban bersunat. Demi mempertahankan kebebasan ini, Paulus menolak disunatkannya Titus atau mundur dan tunduk kepada para penganut agama Yahudi. Dalam ayat 6 Paulus berkata, "Mengenai mereka yang dianggap terpandang itu - bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka - bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku." Di sini kita nampak Paulus tidak menerima apa-apa dari mereka yang dianggap terpandang. Petrus, Yohanes, dan Yakobus tidak mengajarkan apa-apa kepada Paulus. Sebaliknya Paulus mempunyai banyak ajaran yang dapat diajarkan kepada mereka. Dalam kitab Perjanjian Baru, tulisan Paulus lebih banyak daripada tulisan siapa pun. Dalam Surat Kirimannya yang kedua, Petrus bahkan mengakui bahwa "dalam surat-suratnya (Paulus) itu ada halhal yang sukar dipahami." (2 Ptr. 3:16). Ini memperlihatkan kepada kita bahwa kita. tidak boleh mengandalkan usia atau senioritas kita. Memang Petrus, Yohanes, dan Yakobus lebih tua daripada Paulus, dan telah menjadi rasul ketika Paulus masih muda dan masih menganiaya para pengikut Tuhan Yesus. Tetapi, setelah ia bertobat, pengenalan Paulus terhadap Kristus dan ekonomi Allah lebih banyak daripada siapa pun. Kitab Roma misalnya, menunjukkan betapa dalamnya pengetahuan Paulus. Paulus benar-benar mempunyai banyak hal yang dapat diajarkan kepada mereka yang di Yerusalem. Namun suasana di sana tidak mendukungnya berbuat demikian. Karena itu, ia tidak mengajarkan apa-apa kepada mereka; tetapi ia pun tidak menerima apa-apa dari mereka yang terpandang itu. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 6