Hitstat

05 May 2012

Galatia - Minggu 3 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:1-14 Karena Paulus jujur, setia, terus terang, dan berani, maka ia menentang Petrus dengan terbuka ketika Petrus tidak setia kepada kebenaran Injil. Dalam 2:11 Paulus berkata, "Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku dengan terang-terangan menentangaya, sebab ia salah." Seperti kita nampak kemudian, Petrus tidak setia kepada visi yang telah ia terima mengenai orang kafir. Ketika ia di Antiokhia, ia tidak saja bermain politik, tetapi juga bertindak munafik. Karena alasan inilah maka Paulus menentangnya. Dalam 2:12 tercatat, sebelum orang-orang tertentu datang dari kalangan Yakobus, Petrus makan bersama orang-orang kafir. Hal ini berlawanan dengan kebiasaan orang Yahudi dalam memelihara peraturan hukum Taurat mereka. Jika makan bersama orang-orang kafir itu salah, Petrus tidak boleh melakukan hal itu. Karena ia makan bersama mereka, maka Ia seolah-olah membuktikan hal itu benar dan boleh dilakukan. Dalam ayat 13 Paulus berkata, "Orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia." Jika orang yang memimpin mundur, yang lainnya mudah mengikuti. Petrus, rasul yang terkemuka, munafik dalam masalah realitas Injil. Ini hampir tidak dapat dipercaya. Paulus menegaskan, bahkan Barnabas pun turut terseret oleh kemunafikan mereka. Barnabas mengambil bagian dalam perjalanan ministri Paulus kali pertama untuk mengabarkan Injil kepada orang kafir dan untuk mendirikan gereja-gereja orang kafir. Bahkan orang yang tidak memiliki banyak persekutuan dengan kaum beriman kafir turut terseret oleh kemunafikan Petrus. Betapa hebatnya pengaruh negatif Petrus terhadap orang lain! Sudah sepantasnya ia kehilangan kepemimpinannya. Karena Petrus dan orang-orang lainnya berlaku munafik, maka Paulus menegurnya, karena "kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil" (ayat 14). Petrus benar-benar salah, dan Paulus berterus-terang menegurnya. Ia tidak dapat membiarkan kebenaran Injil yang jelas ini dirusak orang. Boleh jadi Paulus adalah satu-satunya orang yang berani menegur rasul terkemuka seperti Petrus. Syukur kepada Tuhan karena kesetiaan Paulus. Andaikata ia tidak setia di Antiokhia pada waktu itu, kebenaran Injil mungkin akan menjadi kabur. Kita bersyukur kepada Tuhan, melalui kesetiaan Paulus kebenaran Injil telah dipertahankan. Hari ini telah jelas menurut Perjanjian Baru bahwa dalam Kristus tidak ada lagi sunat. Kita telah dibebaskan dari perhambaan di bawah hukum dan belenggu sunat. Kita tidak perlu lagi memelihara hukum Taurat atau disunat. Sebaliknya, kita hanya perlu beriman di dalam Kristus. Karena kesetiaan dan keberanian Paulus, kebenaran Injil ini terpelihara dan tetap tinggal jelas bagi kita sampai hari ini. Kita bersyukur kepada Tuhan atas hal ini. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 6