Hitstat

10 May 2012

Galatia - Minggu 4 Kamis

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:16; 3:11 Dalam Galatia 2:5 dan 14 Paulus berbicara mengenai kebenaran Injil. Kata kebenaran dalam ayat-ayat ini bukan berarti doktrin atau ajaran Injil, melainkan menunjukkan realitas Injil. Walaupun Galatia merupakan sejilid kitab yang pendek, namun ia memberi kita wahyu yang lengkap mengenai realitas Injil. Tetapi wahyu ini tidak diberikan secara rinci, melainkan dalam prinsip-prinsip yang mendasar. Karena itu, dalam berita ini kita akan membicarakan masalah kebenaran Injil yang diwahyukan dalam prinsip-prinsip yang mendasar ini. Aspek pertama dari kebenaran Injil adalah bahwa manusia yang telah jatuh tidak dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat. Dalam 2:16 Paulus berkata, "Kita tahu bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat." Pada akhir ayat ini Paulus mengumumkan, "Tidak ada seorang pun (satu daging pun) yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat." Kata daging dalam 2:16 berarti manusia yang telah jatuh dan telah menjadi daging (Kej. 6:3). Tidak ada manusia jatuh yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat. Lagi pula dalam 3:11 Paulus mengatakan pula, "Jelaslah, tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat." Dalam ayat ini dengan jelas dikatakan Paulus kepada kita bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat. Karena manusia yang telah jatuh tidak mungkin memelihara hukum Taurat, kita mungkin bertanya mengapa hukum Taurat diberikan. Allah memberikan hukum Taurat bukan supaya manusia memeliharanya. Ketika Allah memberikan hukum Taurat, Ia tahu bahwa manusia tidak akan dapat memeliharanya. Tujuan Allah dalam memberikan hukum Taurat ialah untuk menggunakannya sebagai wali atau penuntun yang menjaga umat-Nya hingga kedatangan Kristus (3:23-24; 4:2). Maksud Allah ialah menggunakan hukum Taurat itu sebagai kandang untuk menjaga domba-domba-Nya. Dalam Galatia 3:19 Paulus bertanya, "Kalau demikian, apakah maksud hukum Taurat?" Dalam ayat ini juga Paulus menjawab pertanyaannya sendiri "Hukum itu ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran." Hukum Taurat diberikan untuk menyingkapkan apa dan di mana manusia itu. Cara terbaik bagi manusia untuk disingkapkan adalah membuat keadaannya tertampak dalam terang atribut Allah. Kesepuluh perintah tersusun terutama dari empat atribut ilahi, yakni kudus, benar, terang, dan kasih. Allah itu kudus, benar, Ia juga terang dan kasih. Jika Anda meneliti kesepuluh perintah, Anda akan nampak bahwa perintah-perintah itu semua mewujudkan kekudusan, kebenaran, terang, dan kasih ilahi. Karena alasan inilah hukum Taurat menjadi kesaksian Allah. Dengan kata lain, kesepuluh perintah itu bersaksi bahwa Allah itu kudus dan benar, Allah itu terang dan kasih. Allah memakai kesaksian ini untuk menyingkapkan manusia. Ketika manusia berdiri di hadapan kesaksian ini, segera tersingkap kedosaannya. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 8